Cuaca cukup kering dan suhunya tergolong panas saat itu. Dua gelas berisi teh lemon dingin disuguhkan untuk mengurangi rasa gerah. Anggi yang sejak awal peprtemuan dengan Jabar Ekspres membahas seni Reak pun terlihat semakin bersemangat.
Usai meminum teh lemon dingin, Anggi menjelaskan, kelompok seni Reak Juarta Putra yang siap tampil di panggung Roskilde Festival, Denmark itu rencananya akan berangkat pada 28 Juni 2022 mendatang.
“Kita dijadwalkan manggung tanggal 2 Juli (2022). Selain tampil di panggung Roskilde Festival, Seni Reak Juarta Putra juga rencananya bakal konser di beberapa sudut kota di Denmark,” ucap Anggi dengan antusias, terlihat dari kedua tangannya yang digerakkan ke berbagai arah.
Raut wajah yang riang dan senyuman yang ramah, Anggi menuturkan, konser yang rencananya akan digelar di beberapa sudut kota di Denmark, yakni di Kota Copenhagen dan Kota Aarhus.
“Anggota dari (kelompok) seni Reak Juarta Putra yang akan pergi ke Denmark itu saya (Anggi Nugraha sebagai pemain Tilingtit, Wawan Setiawan (39) sebagai pemain Bangplak, Dedy Mulyadi (42) sebagai pemain Tong, Syarif Maulana (45) sebagai pemain Brung,” imbuhnya sambil menghitung jumlah anggota yang tampil dengan menekuk-nekuk jari.
“Diansyah (36) sebagai pemain Bedug, Bintang Nur Alamsyah (19) sebagai pemain Tarompet dan Farhan
Naufal (17) sebagai pemain Barongan,” lanjut Anggi dengan senyuman khasnya yang ramah.
Tak tanggung-tanggung, penghormatan serta penghargaan bangsa Denmark terhadap kesenian Indonesia dari tanah Sunda yaitu Reak, dikatakan Anggi nantinya pada pelaksanaan Roskilde Festival 2022, seni Reak Juarta Putra dibuatkan film dokumenter.
“Seni Reak Juarta Putra mendapat kehormatan lebih dari pihak penyelenggara, karena dibuatkan film dokumenter yang nantinya akan ditonton oleh para pengunjung acara yang datang dari seluruh dunia,” papar Anggi yang kembali meminum teh lemon dinginnya.
Hebatnya, ternyata diakui Anggi, tak semua artis atau bahkan bintang top terkenal yang tampil di Roskilde Festival, Denmark dibuatkan film dokumenter oleh pihak penyelenggara.
Meski Indonesia sudah banyak berkembang dalam teknologi informasi cukup mempengaruhi kebiasaan masyarakat, kesenian Reak masih tetap bertahan di tengah kemajuan zaman pada era digital.