RANCAEKEK – Keberadaan batu bersejarah yang ada di wilayah Kampung Bojong Menje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung masih belum ada perhatian serius.
Batu bersejarah atau Candi Bojong Menje di Rancaekek itu sejak ditemukannya pada 2002 lalu, sampai sekarang kondisinya masih kurang perhatian.
Kondisi Candi Bojong Menje dari pantauan Jabar Ekspres beberapa waktu lalu, terlihat batu-batu bersejarah itu dibiarkan tergeletak di luar ruangan.
Sebagian batuan Candi Bojong Menje disimpan dalam sebentuk bangunan dengan dinding dari papan kayu dan beratap asbes.
Diketahui, Candi Bojong Menje untuk pengelolaan serta pembenahannya, sejak 2002 sudah ditangani oleh pihak Pemerintahan Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud).
Akan tetapi, kondisi Candi Bojong Menje tergolong jauh dari pembenahan. Pemeliharaan hingga perhatian cagar budaya menjadi daya tarik masyarakat pun belum terlihat eksekusinya.
Menanggapi hal tersebut, Camat Rancaekek, Diar Hadi Gusdinar menyampaikan, agar perhatian terhadap cagar budaya di wilayahnya bisa dimaksimalkan.
“Keberadaannya Candi Bojong Menje itu menjadi warisan bersejarah, cagar budaya yang diakui oleh tingkat Provinsi Jawa Barat melalui Disparbud Jabar,” kata Hadi kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Selasa (21/6).
Dia menerangkan, apabila keberadaan Candi Bojong Menje diperhatikan secara maksimal, maka berpotensi menjadi daya tarik masyarakat bahwa di Kabupaten Bandung wilayah Timur tepatnya di Kecamatan Rancaekek terdapat warisan bersejarah.
“Sebagai bukti bahwa di wilayah (Kecamatan) Rancaekek pada zaman dulu abad ke-6 sudah ada peradaban yang secara keilmuan dan kebudayaannya sudah terbentuk (maju pada masa itu),” ujarnya.
Hadi mengatakan, karena pembenahan serta pemeliharaan Candi Bojong Menje kewenangannya oleh tingkat Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jabar, dia berharap supaya adanya perhatian yang lebih banyak.
“Dikelola keberadaannya sebaik mungkin, sehingga peninggalan-peninggalan bersejarah, cagar budaya bisa terjaga dan dilestarikan,” ucap Hadi.
“Jangan sampai rusak apalagi hilang. Karena itu termasuk cagar budaya, peninggalan zaman dulu,” tambahnya.
Dalam pemaparannya, Hadi berharap, agar pihak Disparbud Provinsi Jabar bisa kembali melakukan riset dan penelitian terkait keberadaan Candi Bojong Menje.
“Kalau bisa diteliti ulang ke bentuk-bentuk (semula) yang lama itu diperbaiki. Seperti apa dan bagaimana bentuknya (Candi Bojong Menje) pada masa itu, disusun kembali (direkayasa ulang),” imbuhnya.