Kemenangan yang Tak Patut Dirayakan! Asep Ahmad Solihin dan Perginya Bobotoh Sejati

Bobotoh asal Cibaduyut itu, meregang nyawa setelah terjebak dalam waktu cukup lama di tengah riuh gerombolan suporter yang berdesakan, yang memaksa masuki stadion melalui pintu masuk V stadion GBLA.

Pertandingan malam kemarin memang dapat disebut sebagai laga besar. Saudara lama bertemu, Persib Bandung dan Persebaya Surabaya saling memperebutkan poin dalam lanjutan babak penyisihan grup C turnamen Piala Presiden 2022.

Perginya Sang Bobotoh Sejati

Sabtu (18/6) pagi, rumah duka Asep Ahmad Solihin yang berada di gang sempit, di samping kantor TVRI Stasiun Jabar, Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung sudah dipenuhi para pelayat.

Kakak dari almarhum Ahmad Asep Solihin, Ade Fahrudin Rozi menjelaskan, adiknya tersebut rela menyisihkan uang tabungan untuk bisa menonton Persib berlaga.

Sehari-hari bekerja sebagai tukang ‘finishing‘ perajin sepatu. Ahmad sampai mengumpulkan uang terlebih dahulu supaya bisa menyaksikan pertandingan tim kesayangannya secara langsung.

Almarhum bobotoh, selalu nonton. Kerja (finishing sepatu) di rumah. Uang ditabung buat nonton bola. (Almarhum) masih bujangan dan (rajin) nonton sekitar Bandung aja,” katanya.

Badru Tamam, paman dari almarhum Asep, menambahkan bahwa ponakannya tersebut selalu berusaha untuk menyaksikan klub kesayangannya itu berlaga ke stadion.

“Tiap pertandingan (Persib) tak pernah absen menonton. Nonton ke stadion. Apalagi selama dua tahun ini sempat enggak ada pertandingan. Kemarin berangkat sama saudaranya,” ujar Badru.

Dia menuturkan, kedua orang tua sang keponakan sudah tiada sejak umur 25 tahun. Semasa sisa hidupnya, Asep tinggal bersama paman-pamannya.

“Anaknya baik. Alhamdulillah, suka mengikuti kegiatan di lingkungan rumah. Bahkan sampai jadi Ketua Karang Taruna. Bageur (baik). Kalau kata warga sekitar, almarhum orangnya tawadhu. Enggak macam-macam,” imbuhnya.

“Tiga hari sebelum kejadian, dia beda. Enggak banyak bicara. Enggak banyak permintaan. Biasanya, kalau mau nonton Persib, almarhum selalu bergairah. Tapi kemarin seolah tidak ada,” jelasnya.

Gang sempit yang hanya bisa dilewati satu-dua kendaraan roda dua itu, di sana pula, berjajar sejumlah karangan bunga tanda belasungkawa di sepanjang jalan menuju rumah duka.

Sebelum jenazah tiba di kediaman, ambulans yang membawa jenazah Asep, diiringi para pelayat yang mengawal dari RS Sartika Asih sampai tiba di rumah duka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan