BANDUNG – Mulai dari selepas Maghrib. Satu jam, dua jam, bahkan saat hujan deras mulai mengguyur, warga hingga tokoh masyarakat tak bergeming dari tempatnya berdiam diri di Gedung Pakuan. Mereka menunggu, ingin menyaksikan kepulangan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz, putra sulung dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya ke Tanah Air pada Minggu (12/6).
Arvi, Jabar Ekspres.
Kepergian Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril membuat satu negara bersedih, selama dua pekan lebih. Wajar, jika kedatangan jenazah Eril menjadi momen yang dinanti-nanti.
Akhirnya, pada pukul 20.00 WIB, momen yang ditunggu tiba. Suara sirene mobil ambulans terdengar. Jenazah Eril sampai di Gedung Pakuan. Hujan deras mereda, berubah menjadi rintik gerimis. Lantunan salawat mulai menggema dari arah Pendopo Gedung Pakuan, tempat di mana jenazah Eril diturunkan dari mobil ambulans.
Beberapa orang terlihat meneteskan air mata sambil melantunkan salawat. Suasana haru menyelimuti atmosfer rumah dinas orang nomor satu di Jawa Barat itu. Dalam peti berwarna coklat, dengan kain penutup hijau, jenazah Eril mulai diangkat dengan khidmat dari arah tangga Pendopo menuju kerumunan masyarakat hingga berpisah dari tengah, memberi jalan.
Selepas itu, salat jenazah dilangsungkan di dalam Gedung Pakuan. Dihadiri oleh keluarga besar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang dipimpin oleh Ulama Islam, Usman bin Yahya.