Jabarekspres.com – Departemen Luar Negeri Amerika pernah meminta duta besar Rusia untuk mengkhianati negaranya, menurut laporan dari TASS dan dikutip oleh Disway.id, Rabu (8/6/2022).
Namun, pihak Kedutaan Rusia kemudian menuntut keterangan atau maksud dari Deplu Amerika terkait permintaanya pada dubes Rusia untuk berkhianat pada negaranya.
Dubes Rusia di Amerika Anatoly Antonov dalam sebuah surat menyampaikan hal tersebut.
Anatoly Antonov dalam surat terbuka itu meminta agar pihak Amerika memberikan keterangan terkait permintaanya itu.
“Saya baru-baru ini menerima surat yang isinya meminta (dubes Rusia) untuk mengecam tanah air saya dan mengutuk tindakan presiden Rusia,” kata Antonov, dikutip oleh Jabar Ekpres dari Disway.id, Rabu (8/6/2022).
“Kemudian saya disarankan untuk melakukan konfirmasi ke kantor Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Wendy Sherman jika saya siap menerima permintaan tersebut,” ungkap Antonov.
Menurut diplomat itu, beberapa orang terlihat membagikan kartu dengan nomor telepon di luar kedutaan Rusia dan mengundang stafnya untuk berkomunikasi dengan agen FBI.
Pada saat yang sama, duta besar mengatakan dia tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah orang-orang itu memang agen khusus.
Bagaimanapun, hubungan Amerika dan Rusia memang sedang meningkat. Hubungan kedua negara adidaya itu memanas secara terbuka semenjak invasi Rusia ke Ukraina.
Seiring dengan seranganya ke Ukraina, pihak Rusia telah mendapatkan pertentangan dari berbagai negara. Amerika menjadi negara terdepan yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Amerika sendiri sudah terang-terangan memberikan bantuan berupa peralatan perang terhadap Ukraina.
Terkait masalah ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, jika Amerika Serikat terus mengirim rudal-rudal jarak jauh ke Ukraina, maka Moskow akan menyerang target-target yang selama ini belum pernah diserang. Tak terkecuali Amerika.
Peringatan Putin akan tindakan Amerika untuk menyediakan sistem rudal yang dapat menembakkan roket dan rudal yang dapat menghantam wilayah Rusia adalah peringatan terbaru dan paling serius yang dikeluarkan oleh Moskow terkait masalah ini.
Bahkan Rusia telah melakukan daftar hitam 61 pejabat Amerika akibat karena sanksi tambahan terkait angresi militernya ke Ukraina.