Jabarekspres.com – Seorang jamaah bertanya kepada Buya Yahya mengenai perbedaan antara prasangka buruk dan sikap waspada.
Apabila kita mengetahui sejarah hidup seseorang yang terbilang kelam atau kurang baik, lantas seperti apa batas antara waspada dan prasangka buruk?
Sebagaimana dilansir dari tayangan YouTube Al-Bahjah TV pada Selasa 31 Mei 2022, simak penjelasan Buya Yahya mengenai cara membedakan prasangka buruk dan sikap waspada.
Buya Yahya memberikan gambaran, ketika ada orang yang datang ke rumah maka sikap waspada yang harus Anda lakukan adalah jangan meninggalkan dia sendirian di rumah.
Di saat Anda tidak meninggalkan rumah itu termasuk waspada yaitu dengan menjaga rumah. Dan bukan tergolong ke dalam prasangka buruk.
Buya Yahya menjelaskan, kalau perilaku seudzon itu langsung ada reaksi atau perilaku negatif kepada orang tersebut.
Akan tetapi, jika sebatas waspada misalnya ada orang yang memliki masa kelam yang buruk, kemudian ingin berubah dan bergabung dengan lingkungan Anda.
Maka apa yang harus Anda lakukan sebagai bentuk waspada? Latar belakang tentang orang tersebut harus diberitahu kepada teman yang lain agar tahu rambu-rambunya.
Jadi, dalam rangka waspada Anda tidak akan merugikan orang lain, tapi kalau seudzon atau prasangka buruk sudah pasti merugikan dia.
Dengan demikian, prasangka buruk membuat diri Anda tidak mau berbuat baik kepadanya dan nantinya akan melakukan sesuatu yang membahayakan.
Namun, kalau waspada itu tetap memberikan kebaikan kepadanya dan tidak akan merugikannya.
Sebagai penutup Buya Yahya menyimpulkan, prasangka buruk susah untuk berbuat baik, tapi jika waspada harus tetap memberikan kebaikan kepadanya.***