DEPOK – Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad sebut kasus tenggelam seperti anak Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz sudah sering terjadi di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss.
Tercatat, sebanyak 15 hingga 20 kasus tenggelam terjadi setiap tahunnya di Sungai Aare.
“Kami memperoleh informasi bahwa, kejadian serupa terjadi 15 sampai 20 kasus dalam setiap tahunnya,” ucap Muliaman Hadad dalam jumpa pers yang dilakukan secara daring, Sabtu (28/5).
Dia menyebut, Sungai Aare merupakan salah satu lokasi yang sering dikunjungi banyak orang untuk berenang.
“Karena memang menjadi tempat berenang banyak orang, mulai dari anak-anak, pelajar, orang dewasa, bahwa ada yang membawa hewan pelihatraan untuk berenang,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Muliaman, Pemerintah Swiss sebenarnya telah memasang rambu-rambu informasi dan peringatan kepada masyarakat yang hendak berenang di Sungai Aare.
Selain itu, masyarakat juga bisa mengecek website dari pemerintah lokal dan pengelola sungai.
“Informasi yang ada di website cukup lengkap, yakni berapa suhu air hari ini, itu kita tidak perlu datang ke sungai untuk mengecek, tetapi pihak pemerintah sudah menyampaikan data dan informasi yang lengkap. Termasuk juga perkiraan derasnya arus,” jelasnya.
Muliaman mengatakan, untuk derasnya arus rata-rata di Sungai Aare berkisar antara 180 hingga 230 meter kubik per detik.
“Saya melihat sudah cukup banyak informasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat, dan memang biasanya masyarakat disana kalau mau berenang mengacu pada informasi tersebut,” ujarnya.
Perlu diketahui, putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadzdi dikabarkan hilang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada Kamis (26/5) sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Hingga kini, keberadaan Emmeril belum juga ditemukan. (JPNN-red)