BANDUNG – Pandemi dua tahun lalu sempat membuat Saung Angklung Udjo tidak beraktivitas sama sekali. 100 persen pertunjukan ditiadakan.
Pengelola Saung Angklung Udjo, Robby Murphy mengatakan, meski pandemi sudah landai, nyatanya jumlah pengunjung belum stabil masih naik turun.
“Kalau secara persentase (kunjungan wisatawan) untuk bulan ini aja baru di bawah 50 persen,” ujarnya kepada wartawan Jabar Ekspres di ruang kerjanya.
“Sekira 30 persen, tepatnya. Bahkan, selama masih ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), hanya mencapai 10 persen,” tambahnya.
Ia menjelaskan, tempat tersebut memang sangat terhantam sekali atas adanya pandemi. Belum lagi pada tiga bulan pertama pandemi. Selain tentunya karena muncul kebijakan, 100 persen tak ada aktivitas pun mesti dirasakan.
“Maret, Aprel, Mei, tiga bulan pertama kena dampak pandemi. Saat itu kami masih searching development-nya mau ke mana. Dulu (pada akhirnya) 100 persen kami tidak ada aktivitas,” ucapnya.
Saung Angklung Udjo, kata Robby, termasuk kategori pertama yang terdampak pandemi. Lantaran sektor pariwisata amat bergantung terhadap besarnya kunjungan wisatawan.
“Karena kekuatan (wisata) kami, kan, pengumpulan massa, soal pengunjung itu,” ungkapnya.
Beberapa terobosan pun sempat dilakukan, misalnya memadukan seni pertunjukan yang digelar secara hybrid alias online dan offline.
“Selama dua tahun pandemi itu, untuk skema pertunjukkan mengenai penampil kebudayaan juga kami transformasikan ke digital. Jadi, ada pertunjukan hybrid,” pungkasnya. (zar)