Demonstran Pendukung Ukraina Siram Dubes Rusia Dengan Cairan Merah Darah

JABAREKSPRES.COM – Sekelompok massa yang sedang melakukan demontrasi memprotes perang Rusia-Ukraina, dikabarkan melakukan aksi tak terduga terhadap Duta Besar Rusia untuk Polandia Sergey Andreev.

Para Demonstrans menyiram Andreev dengan cairan cat berwarna merah terang seperti darah tepat kearah mukanya, pada senin (9/5) waktu Polandia. Akibatnya wajah sang duta besar langsung berubah warna menjadi merah, bahkan cairan juga mengotori sebagian jas yang dikenakannya.

Insiden memalukan tersebut terjadi saat Sergey Andreev  sedang melakukan prosesi peletakan bunga di Pemakaman Militer Soviet di Warsawa sebagai tanda peringatan ke-77 tahun kemenangan atas Nazi Jerman.

Sejak insiden tersebut, rekaman video aksi massa menyiram Dubes Rusia menjadi ramai menyebar disosial media di Twitter. Dalam tayangan video tersebut terlihat  sekelompok massa yang memegang beberapa bendera Ukraina mengelilingi delegasi Rusia dan meneriakinya dengan teriakan ‘fasis’ dan ‘pembunuh’.

Bukan hanya Andreev, rombongannya dan anggota delegasi lain juga menjadi sasaran pendemo dengan melemparkan gumpalan-gumpalan cat tersebut dari berbagai arah.

Usai insiden itu,  Andreev mengatakan bahwa dirinya dan timnya tidak mengalami luka parah.

“Kami akan melakukan protes resmi. Ketika mereka merekomendasikan agar kami tidak mengadakan acara yang lebih besar, kami bertemu mereka di tengah jalan, kami tidak memperburuk situasi,” ujarnya.

Sebuah wawancara oleh media televisi TVN24 menunjukkan salah satu pengunjuk rasa dalam aksi itu mengatakan, Dubes Rusia itu pantas disiram cairan warna merah.

“Dengan sepenuh hati, kami bersama Mariupol,” katanya merujuk pada salah satu kota di Ukraina yang hancur akibat perang Rusia-Ukraina.

Diketahui, sehari sebelum insiden itu, berdasarkan lapor stasiun televisi TVN24, telah ditemukan kata-kata “Bunuh Putin” yang ditulis dengan warna biru dan kuning yang identik dengan warna bendera Ukraina, di sebuah monumen di pemakaman. Namun tulisan itu kemudian dihapus. (rmol/kbe/rit)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan