”Telkom selalu berupaya untuk hadir secara langsung di tengah masyarakat, salah satunya melalui program pencegahan abrasi ini, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi efek rumah kaca guna mendukung penanggulangan perubahan iklim yang efektif”, ujar Siwi.
Secara khusus Senior General Manager Community Development Center (SGM-CDC), Hery Susanto menyampaikan, ”gerakan tersebut merupakan respon simultan Telkom terhadap dampak perubahan iklim yang berakibat pada ekosistem pesisir dan laut, termasuk di dalamnya adalah mangrove dan terumbu karang. Diharapkan melalui program ini, Telkom dapat berkontribusi secara aktif dalam mendukung penanggulangan perubahan iklim.”
Lebih lanjut Hery menyampaikan, terumbu karang memiliki fungsi penting sebagai sumber pangan, tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan bagi biota laut. Selain itu terumbu karang juga menurutnya berfungsi sebagai sumber plasma nutfah serta tempat rekreasi dan pelindung pantai.
Sedangkan hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup yaitu sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai dan mengenai reboisasi.
“Sehingga reboisasi menjadi langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan area hijau kembali. Reboisasi juga bukan sekadar solusi untuk memperbaiki keadaan hutan, tapi juga menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim di dunia,” pungkas Hery.