JAKARTA – “Bapak The King Of Lip Service” menjadi julukan baru bagi Presiden Jokowi, julukan tersebut menjadi pilihan terbanyak dari masyarakat yang mengikuti polling, dibanding julukan lainnya.
Polling tersebut diselenggarakan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, yang membuat polling terkait julukan bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah berakhir masa jabatannya nanti.
Herzaky mengakatakan, pihaknya memberikan empat julukan yang bisa dipilih masyarakat. Di antaranya; Bapak IKN, Bapak Infrastruktur, Bapak Jalan Tol, dan The King Of Lip Service.
Polling tersebut berhasil memikat perhatian warganet, hingga pada Rabu 20 April 2022 pagi, sebanyak 36,548 suara netizen telah memberikan partisipasinya.
Polling dilakukan melalui akun Twitter-nya @Herzaky_MP, Selasa (19/4), pukul 15.21 WIB. “Kira-kira julukan apa yang cocok buat bapak Jokowi” tulis Herzaky yang dikutip, Rabu (20/4).
Hasilnya sebanyak 2 persen netizen memilih Bapak IKN. Sementara sebanyak 44 persen netizen memilih Bapak Infrastruktur, sebanyak 2 persen netizen pilih bapak jalan tol. Dan yang tertinggi netizen memilih The King Of Lip Service sebanyak 52 persen.
Diketahui, The King Of Lip Service adalah julukan yang pernah diberikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UI) kepada Presiden Jokowi. Sebab BEM UI menilai Presiden Jokowi hanya bisa berjanji tapi tak bisa menunaikan janji-janjinya.
Adapun Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah merekomendasikan julukan kepada Presiden Jokowo sebagai bapak rekonsiliasi. Dia mengatakan, julukan itu agar perpecahan di arus bawah tidak terus menerus terjadi.
“Saya masih khawatir dengan pembelahan yang ada di akar rumput itu sebabnya kalau misalnya Pak Jokowi mau diberi gelar saya lebih suka kalau beliau mengejar gelar Bapak Rekonsiliasi,” kata Fahri saat dihubungi, Senin (18/4) lalu.
Fahri Hamza berharap, sebelum Jokowi turun dari jabatannya, Jokowi bisa menyatukan kembali perpecahan di kalangan bawah. Dia mengatakan, capaian fisik yang selama ini dibangun oleh Jokowi akan hilang jika saja Jokowi tidak berhasil berekonsiliasi.
“Saya merasa bahwa semua capaian secara fisik itu bisa hilang kalau rekonsiliasinya gagal jadi lebih baik dituntaskan rekonsiliasinya supaya capaian fisiknya otomatis kita dapatkan,” ujarnya. (fin/rc/rit)