Jabarekspres.com – Situasi di Masjid Al Aqsa memanas lagi. Kemarin (17/4) tentara Israel menyerbu lagi masuk ke masjid yang terletak di kota tua Jerusalem tersebut.
Sebanyak 20 orang dilaporkan luka-luka dan 18 orang lainnya ditahan. Jumat lalu mereka melakukan hal serupa dan menyebabkan 150-an warga Palestina terluka.
Middle East Monitor melaporkan, tentara Israel memasuki masjid pada pagi hari. Mereka menyerang umat Islam dengan tongkat.
Semua jemaah diblokade di dalam area tempat salat Qibli. Mereka dilempari dengan gas air mata serta dikunci di dalam selama empat jam. Ada puluhan orang di ruangan tersebut. Beberapa laporan juga menunjukkan bahwa Israel menggunakan granat kejut.
’’Petugas kami juga dilarang masuk ke masjid untuk memberikan pertolongan pertama,’’ bunyi pernyataan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Pada akhir Maret lalu dan awal bulan ini, tentara Israel juga menggeledah rumah-rumah penduduk di wilayah pendudukan Tepi Barat. Aksi mereka telah menewaskan 36 orang.
Tindakan brutal tentara Israel itu dilakukan untuk mengosongkan halaman masjid dan mengawal ratusan orang Yahudi yang berdoa di dalam masjid. Warga Yahudi meyakini di kompleks Masjidilaqsa itu berdiri Temple Mount, tempat tersuci mereka.
Karena itu, saat peringatan Paskah, mereka ingin datang berbondong-bondong. Namun, kegiatan tersebut bertepatan dengan bulan suci Ramadan.
Dalam kesepakatan dengan Jordania dan Israel, warga nonmuslim boleh berkunjung ke Masjidilaqsa, tapi mereka tidak boleh berdoa di dalamnya. Jordania merupakan penjaga situs Islam dan Kristen di Jerusalem. Namun, Israel sudah lama mengabaikan kesepakatan tersebut.
Beberapa tahun terakhir pasukan Israel dan penduduknya serta politisi mereka hampir setiap hari masuk ke dalam masjid tanpa izin. Tindakan Israel tersebut melanggar status quo yang disepakati bersama.
Versi Israel, mereka sengaja mengamankan jemaah di masjid karena bakal menyerang mereka. Ratusan massa sudah bersiap dengan membawa batu-batuan untuk menyerang polisi dan warga Yahudi yang akan datang ke masjid.
Namun, menurut warga Palestina, mereka meminta bantuan lewat pengeras suara masjid ketika dikurung selama empat jam. Sistem pengeras suara itu sempat dirusak oleh tentara Israel dan kini sudah diperbaiki oleh para relawan.