Susi Pudjiastuti Menilai Pemerintah Tidak Beres dalam Menyampaikan Narasi Kenaikan Tarif Listrik

Jabarekspres.com — Belum lama ini Susi Pudjiastuti memberikan komentarnya terkait isu kenaikan harga listrik yang disampaikan oleh Menteri ESDM.

Dalam rapat kerja yang digelar kemarin (13/4/2022) dengan Komisi VII DPR RI, Menteri ESDM Ariifin Tasrif menyampaikan bahwa akan ada penyesuaian tarif listrik pada tahun sekarang.

“Di sektor ketenagalistrikan dalam jangka pendek rencana penerapan tarif adjustment tahun 2022 ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi sebesar Rp 7 sampai Rp 16 triliun,” kata Ariifin.

Tidak hanya tarif listrik, sinyal kenaikan harga juga disampaikan oleh Ariifin akan diterapkan pada sejumlah komoditas kebutuhan pokok lainnya, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar, LPG 3 kilogram.

Menanggapi hal itu, Susi Pudjiastuti menyoroti cara penyampaian narasi dari pemerintah terkait yang ia anggap ambigu.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu lantas memberi saran bagi pemerintah supaya menyampaikan hal yang tidak bisa terelakkan dengan baik dan benar.

“Sebaiknya semua kenaikan harga kebutuhan pokok, energi disampaikan dengan rencana narasi & penjelasan yang bisa membuat masyarakat mengerti bahwa kenaikan ini adalah suatu keharusan,” cuit Susi lewat akun Twitter miliknya, Kamis (14/4/2022).

Baginya, kemampuan komunikasi yang baik perlu ditunjukkan oleh pemerintah supaya masyarakat dapat mengerti situasi-kondisi yang sebenarnya.

Menurut Susi, pemerintah seharusnya menjelaskan terlebih dahulu konteks geopolitik internasional sekarang yang menjadi faktor kenapa harga komoditas mesti mengalami kenaikan.

“Situasi krisis/perang dll. Komunikasi yang baik memudahkan masyarakat memahami,” tulis Susi dalam Twitter pribadinya.

Di situ Susi tentunya menyinggung konflik Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga sekarang dan naiknya harga minyak dunia.

Hal-hal tersebut semestinya dibuka oleh pemerintah secara apa adanya guna merengkuh yang terbaik bagi semua pihak.

“Komunikasi yang baik harus diawali dengan keterbukaan dan ketulusan. Disiplin dalam pengungkapan (kebijakan) yang sebenar-benarnya dan konsisten untuk policy/keputusan dibuat untuk tujuan terbaik bagi semua pihak dan bila telah dilakukan kita harus siap dengan konsekuensinya. Membangun kepercayaan dengan siap untuk mengalah,” Susi menjelaskan.

Cuitan Susi Pudjiastuti langsung mendapatkan tanggapan dari warga net. Unggahan Mantan Menteri Kelautan itu hampir mendapatkan 4.000 likes, 1.000 lebih retweet, 3.500 lebih komentar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan