Sejak 1 Januari-3 April Terjadi 1.175 Bencana Alam Hidrometeorologi Di Indonesia

JAKARTA – Musim hujan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia memicu banyak bencana alam hidrometeorologi terjadi, seperti yang dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dari data yang dirilis, diketahui, sejak 1 Januari hingga 3 April telah terjadi 1.175 bencana alam di Indonesia.

BNPB dalam keterangan resminya mengungkapkan dari sekian ribu kejadian tersebut, cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor mendominasi terjadi merata di seluruh Tanah Air.

Dari catatan BNPB, bencana alam tersebut menelan korban jiwa hingga 80 jiwa meninggal dunia, 10 hilang, 1,67 juta jiwa menderita dan mengungsi, serta 605 jiwa luka-luka.

Dalam rinciannya BNPB mneyebutkan bencana alam akibat banjir sebanyak 459 kejadian, 428 akibat cuaca ekstrem, 213 kasus tanah longsor, 58 kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), sembilan kali gempa bumi, serta delapan kasus gelombang pasang dan abrasi.

Dampak kerusakan yang diakibatkan berbagai bencana alam tersebut membuat 20.962 rumah rusak yang terdiri dari 3.505 rusak berat, 3.919 rusak sedang, dan 13.538 rusak ringan.

Selain itu membuat 568 fasilitas umum rusak yang terdiri dari 365 fasilitas pendidikan, 143 rumah peribadatan, dan 60 fasilitas kesehatan. Bencana juga menyebabkan 66 kantor dan 72 jembatan rusak.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari meminta masyarakat untuk waspada mengingat sejumlah wilayah di Indonesia sudah mulai memasuki musim pancaroba.

“Beberapa tempat di Indonesia sudah mulai masuk musim pancaroba, di mana karakteristik utama didominasi oleh cuaca ekstrem, baik itu angin kencang dengan atau tanpa hujan,” ujar dia.

Ia mengatakan cuaca ekstrem, puting beliung maupun hujan intensitas tinggi dengan durasi pendek masih berpotensi terjadi hingga pertengahan April tahun ini.

“Tetapi tentu saja tidak mengurangi kewaspadaan kita di beberapa tempat yang masih memungkinkan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi panjang,” katanya.

Agar aktivitas masyarakat tetap aman, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membiasakan diri melihat prakiraan cuaca. Jika terjadi cuaca ekstrem pada saat kita sedang beraktivitas di luar ruang, ia meminta masyarakat untuk hindari pohon besar, papan reklame maupun tiang listrik yang besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan