Respons Muhammadiyah Soal Perbedaan Awal Ramadhan 2022

Jabarekspres.com – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti buka suara atas adanya polemik perbedaan awal Ramadhan 2022.

Tokoh Agama yang akrab disapa Abe Mukti itu mengajak semua pihak berfikir jernih dalam menyikapi perbedaan awal Ramadhan 2022.

“Perbedaan penetapan awal Ramadhan adalah hal yang biasa sebagaimana khilafiah dalam melaksanakan ibadah,” kata dia melalui akun Twitter pribadinya.

Masyarakat hendaknya saling bertoleransi dan saling menghormati,” ucap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu menambahkan.

“Perbedaan penetapan bukan soal benar atau salah, menang atau kalah, tapi soal keyakinan dan pilihan,” tutur Abe Mukti.

Dalam unggahannya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu berharap semua elemen masyarakat di Tanah Air bersikap dewasa.

“Agar tumbuh sikap saling memahami, penting sekali memahami sumber dan sebab perbedaan sehingga tidak saling menghakimi,” kata Abe Mukti.

Untuk diketahui, sejumlah pihak tak terkecuali di jagat maya kini mulai bergantian mengungkapkan pandangannya atas perbedaan awal Ramadhan 2022 ini.

Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan 2022 atau 1443 Hijriah jatuh pada hari Sabtu tanggal 2 April 2022.

Keputusan Muhammadiyah ini ditetapkan setelah melakukan perhitungan hisab yang menjadi salah satu metode penetapan awal puasa.

Beda dengan Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis) mengeluarkan maklumat bila 1 Ramadhan jatuh pada 3 April 2022.

Hal tersebut merujuk surat edaran PP Persis nomor: 2566/JJ-C.3/PP/2022 tentang awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1443 Hijriah.

Sama seperti Persis, Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan awal Ramadhan 2022 atau 1443 Hijriah jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022.

Pandangan NU dan Persis ini pun selaras dengan keputusan Pemerintah yang resmi menetapkan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 3 April 2022.

Ketetapan ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai hasil Sidang Isbat yang digelar, 1 April 2022.

Di tengah polemik perbedaan 1 Ramadhan ini, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Cholil Nafis ikut memberikan pandangannya.

“Hidup adalah pilihan diantara banyak perbedaan. Itulah pilihan perbedaan mulai puasa, apakah hari ini atau besok,” kata dia melalui akun Twitter-nya, Sabtu 2 April 2022.

“Tak ada yang salah dan tak ada yang berdosa,” ucap Ketua MUI itu menambahkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan