BALI – Pada Ajang BRI Liga 1 Bali United berhasil keluar sebagai pemenang pada laga kasta tertinggi di musim kompetisi 2021-2022 pada Kamis (31/03).
BRI Liga 1 terselenggara dengan sukses dan mengundang antusiasme masyarakat Indonesia di tengah situasi yang menantang.
Seremoni penutupan di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, dihadiri langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Direktur Utama BRI Sunarso.
Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan, dan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita juga turut hadir pada acara penutupan BRI Liga 1 tersebut.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, kesiapan seluruh stakeholders membawa gelaran ini dapat berjalan dengan baik meski dihadapkan berbagai kondisi penuh tantangan.
Keberhasilan penyelenggaran, kata Sunarso, sekaligus menjadi ajang pembuktian kepada dunia internasional.
Kesuksesan ini menjadi bukti kepada dunia internasional bahwa Indonesia mampu menggelar event besar di tengah pandemi.
‘’Kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada PSSI, PT. LIB, Kemenpora, seluruh klub peserta BRI Liga 1, pemain, staf serta para suporter di seluruh Indonesia sehingga kompetisi dapat berjalan lancar,” kata Sunarso.
Tidak tanggung-tanggung, Sunarso menyebut lancarnya perjalanan gelaran BRI Liga 1 disebut sebagai sejarah baru dalam dunia sepak bola tanah air.
Kembalinya kompetisi ini juga menimbulkan multiplier effect yang kuat. Dari sisi ekonomi, penyelenggaraan BRI Liga 1 berhasil menjadi motor penggerak ekonomi khususnya di industri sepak bola nasional.
Dalam gelaran BRI Liga 1 keberadaan UMKM yang terlibat sangat banyak dan membuat pelaku usaha semakin maju dan turut andil dalam menggerakan perekonomian di tiap daerah.
Berjalannya kompetisi BRI Liga 1 pun dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi timnas Indonesia, dimana timnas Indonesia mampu menembus Final AFF 2021.
‘’Timna Indonesia juga serta meningkatnya ranking timnas Indonesia di FIFA, dari sebelumnya pada posisi 175 saat ini menjadi ranking 160,” ujar Sunarso.
Seperti diketahui, kompetisi ini sempat vakum selama lebih dari satu tahun pada 2020-2021 lalu.
Berdasarkan hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang dipublikasikan pada 2020 menyebutkan kerugian ekonomi dari terhentinya sepak bola di dalam negeri mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 3 triliun per tahun.