Jabarekspres.com – Puluhan anak muda Kota Bandung melakukan aksi peduli iklim dan alam bertajuk Bandung Climate Strike di sekitar Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Jumat (25/3).
Dalam aksi peduli iklim di Bandung itu, mereka melakukan beragam rangkaian seperti orasi, membacakan puisi, peletakan pohon harapan, serta membentangkan spanduk-spanduk tuntutan.
Bandung Climate Strike adalah sebuah aksi solidaritas pegiat iklim sedunia atau Global Climate Strike, yang mendesak pemerintah di seluruh negara secara serius melakukan transisi dari energi kotor ke energi bersih.
Aksi peduli iklim ini juga diselenggarakan serentak di daerah lain seperti, Medan, Jakarta, Depok, Sukabumi, Solo, Yogyakarta, Malang, Jember, hingga Makassar.
Perwakilan Massa Aksi sekaligus mahasiswa Universitas Padjajaran, Adziqa Ammara mengatakan bahwa salah satu dampak memburuk nya kualitas lingkungan adalah dari terjadinya perubahan iklim.
“Bumi kita lagi tidak baik-baik saja karena adanya climate change (perubahan iklim) yang setiap harinya terus memburuk dan seharusnya menjadi fokus lainnya di tengah pandemi” ungkap Adziqa saat ditemui ditengah-tengah massa aksi.
Dia menambahkan bahwa peduli iklim bisa diawali dari pemahaman terhadap iklim di sekitar tempat tinggal kita.
“Kita harus tingkatkan awarness, kita pahami dulu kondisi bumi sekarang. Karena banyak masyarakat tak acuh dengan kondisi iklim di tempat tinggalnya sendiri,” ujar Adziqa.
Tema besar yang diangkat tahun ini adalah “People Not Profit”, Adziqa menjelaskan bahwa seharusnya ada sebuah kebijakan yang lebih menguntungkan bagi manusia bukan hanya memikirkan kepentingan tertentu saja.
“People not profit, bahwa kebijakan-kebijakan sekarang itu kurang menguntungkan bagi manusia itu sendiri” pungkas Adziqa.
Menurut laporan Panel Internasional tentang Perubahan Iklim (IPCC), per 10 tahun suhu Bumi terus meningkat hingga 0,2 derajat Celcius. Jika kecepatan pemanasannya seperti ini, ambang batas aman akan terlewati tahun 2040.
Sementara itu, perwakilan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat, Haerudinas menjelaskan bahwa kondisi lingkungan di Jawa Barat banyak terjadi kerusakan akibat bencana ekologis.
“Cuaca bisa berubah-ubah, suhu mulai panas jadi kerusakan-kerusakan lingkungan di Jawa Barat sendiri akibat bencana ekologis” ungkap Haerudinas.