Jabarekspres.com – Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup berat bagi dunia. Virus corona yang semakin membludak di beberapa negara berakibat masyarakat mengalami depresi berkepanjangan. Pembelajaran Jarak Jauh, Work From Home, serta kabar dari lingkungan sekitar terkait warga yang positif memicu stres.
Masyarakat lambat laun mengalami depresi berkepanjangan akibat terbatasnya ruang gerak dan harus beraktivitas di rumah saja. News Sky menjelaskan menurut para ahli, dunia sudah gagal mengatasi depresi dan krisis global yang terjadi.
25 ahli dari 11 negara meneliti sekitar 5% dari populasi seluruh negara, hidup dalam depresi berkepanjangan setiap tahunnya. Perbedaan yang signifikan terlihat jelas seperti di beberapa negara maju dan berpenghasilan tinggi, sekitar setengah populasi tidak terobati. Sedangkan di negara berkembang dan berpenghasilan menengah ke bawah, meningkat sekitar 80-90%.
Studi tersebut mengatakan, pandemi membawa pengaruh baru pada manusia yakni Isolasi sosial, kehilangan, ketidakpastian, kesulitan dan akses kesehatan yang terbatas. Depresi sendiri merupakan penyebab paling umum dari kesehatan mental yang terganggu, bahkan berdampak pada keinginan untuk bunuh diri.
Studi menyebut 70-80% populasi meninggal karena bunuh diri di beberapa negara. Ketua Komisi Profesor Helen Herrman, dari Universitas Melbourne di Australia, mengatakan: “Depresi adalah krisis kesehatan global yang menuntut tanggapan di berbagai tingkatan.”
Dalam laporan berjudul Time for United Action on Depression, “Upaya bersama dan kolaboratif” oleh pemerintah, tenaga kesehatan, orang yang hidup dengan depresi, dan keluarga mereka. Yakni untuk “Meningkatkan perawatan dan pencegahan, mengisi kesenjangan pengetahuan, dan meningkatkan kesadaran akan kondisi”.
Terlebih pada tahun 2022 ini, kabar hadirnya Covid-19 varian baru yakni Omicron dengan gejala yang lebih berat. Kemudian membuat masyarakat harus semakin memperketat protokol kesehatan. Namun disisi lainnya, pemerintah perlu untuk memperhatikan masyarakat terkait kesehatan mental yang kini dalam kondisi darurat.
Gejala-gejala kesehatan mental memang belum pasti pada setiap orangnya. Perlu bantuan ahli untuk mendeteksi apakah tingkat depresi sudah berat atau ringan untuk mencegah kemungkinan terburuk dari kondisi orang tersebut.