JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) merilis logo sertifikasi halal yang menuai perdebatan publik.
Hal ini terjadi karena huruf Arab penyusun kata halal yang terdiri atas ha, lam alif, dan lam disusun dalam bentuk menyerupai gunungan pada wayang yang dinilai cukup aneh.
Padahal, jika melihat logo halal di sejumlah negara, susunan huruf Arabnya tetap mudah terbaca.
Ustaz Felix Siauw memperlihatkan sejumlah logo di negara lain itu, postingan itu diunggah oleh akun Instagram @felix.siauw, pada (14/3)
Ditulis dalam keterangannya, akun itu tampak berikan sindiran menohok. Ia menyebut negara-negara yang berbeda dengan Indonesia itu intoleran.
“Semua yang beda dengan logo HALAL Indonesia itu intoleran! Berani-beraninya mereka berbeda dengan logo HALAL Indoensia!” tulis akun Felix Siauw.
Lanjut Felix, ia menyebut tulisan halal negara lain sangat ke-Arab-Araban, dan tak menghargai budaya lokal.
“Dari khat HALAL-nya juga mencerminkan mereka sangat ke-Arab-araban, ga menghargai kearifan dan budaya lokal, maklumlah pasti kadrun sudah mulai banyak disana,” ujarnya.
Tak sampai disitu, Felix juga menyebut negara-negara yang menggunakan tulisan dalam logo halalnya itu radikal karena tak mau pakai Pancasila sebagai dasar.
“Artinya juga, negara-negara ini sangat radikal, karena nggak mau pake Pancasila sebagai dasar negara mereka!” ujar Felix Siauw.
“Apa-apaan ini negara lain?!,” sambungnya.
Terkait logo baru tersebut, banyak yang menyayangkan mengapa huruf Arab penyusun kata halal yang terdiri atas ha, lam alif, dan lam disusun dalam bentuk menyerupai gunungan pada wayang.
Diketahui, Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham mengatakan bahwa penetapan label halal merupakan bagian dari pelaksanaan ketentuan Pasal 37 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal.
Aqil mengatakan bahwa label halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai ke-Indonesia-an
“Bentuk label halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk gunungan dan motif surjan atau lurik. Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas, ini melambangkan kehidupan manusia,” katanya. (Fin-red)