BANDUNG – Peran orang tua murid mendampingi anaknya disaat pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata masih belum optimal. Hal ini disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Cucu Hidayat.
“Lalu dukungan, bimbingan perhatian dengan orangtua. Itu belum maksimal. Terutama dari peran orangtua yang harus didorong,” ungkapnya kepada wartawan Jabar Ekspres, belum lama ini.
“Sebab kalau Pembelajaran tatap muka (PTM) itu berlaku belajarnya pasti diawasi oleh guru. Kalau di rumah kan melalui orangtua. Jadi ini yang harus didorong,” jelasnya.
Serupa yang diungkapkan Cucu, salah satu guru sekolah dasar, Fahira Luthfiani, juga mengatakan bahwa setidaknya orangtua mesti meluangkan waktu untuk menemani sang anak belajar.
“Bukan cuma pas PJJ aja sebenarnya. Keseluruhan pembelajaran anak, orangtua memang menentukan. Besar banget peran orangtua. Sedikit-sedikit membimbinglah. Setidaknya anak didampingi,” kata Fahira kepada wartawan, Minggu (13/3).
Pendampingan tersebut, lanjut Fahira, teramat berguna untuk motivasi belajar anak. Dia memberi contoh atas apa yang dialami seorang anak didiknya.
“Ada anak (kelas 1) yang sama sekali jarang didampingi belajar baca. Karena orangtuanya sibuk. Itu, kan, sampai sekarang anaknya jadi masih belum bisa membaca,” ujarnya.
“Sering belajar sendirian. Makanya, sekarang aku lihat, motivasi belajar anak tersebut masih belum tumbuh. Ya, jadinya, masih kurang,” sambungnya.
Orangtua juga, kata Fahira, perlu mendukung dan mengetahui kondisi sang anak. “Mereka (murid), tuh, gak suka ditekan. Sebab anak, kan, bisa jadi stres dan justru membuatnya malas belajar.”
Selain itu, pembiasaan belajar di lingkungan keluarga alias orangtua memiliki peranan yang krusial. Keluarga, kata Fahira, memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan guru dan masyarakat.
“Balik ke sekolah, ya, begitu lagi (sulit membaca). Jadi, susah, kalau tidak ada pembiasaan baca. Karena pendidikan itu yang pertama dari keluarga, sekolah/guru, dan masyarakat,” pungkasnya.
Kendati demikian, Fahira mengaku bahwa murid kelas 1 SD masih belum lancar merupakan hal wajar. Lantaran mereka masih dalam tahap masa adaptasi dari taman kanak-kanak (TK) ke SD.
“Enggak apa-apa. Biarlah mereka mendapatkan pengalaman belajar pertama yang menyenangkan. Jangan sampai justru diberi tekanan. Malah stres dan menghambat motivasi belajarnya,” pungkasnya. (zar)