Jabarekspres.com – Pandemi masih jauh dari berakhir, kata pemimpin WHO pada Rabu, dua tahun setelah ia kali pertama menggunakan istilah itu untuk memberitahu dunia atas ancaman yang muncul dari Covid-19, dilansir dari Global Times, Kamis (10/03/2022).
Direktur Jenderal WHO, atau Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus pertama kali menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
Dua tahun kemudian, ia menyesali bagaimana virus itu masih menyeruak dan melonjak di beberapa bagian dunia.
WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 30 Januari 2020, yang pada waktu itu merupakan tingkat peringatan tertinggi dalam peraturan badan kesehatan PBB.
Namun, dunia tidak langsung menindak peringatan dari WHO itu. Setelah wabah tersebut menyebar hampir ke seluruh dunia, pemerintah baru mengambil tindakan.
“Dua tahun kemudian, lebih dari 6 juta orang telah meninggal,” kata Tedros pada konferensi pers.
“Meskipun kasus dan kematian yang dilaporkan menurun secara global, dan beberapa negara telah mencabut pembatasan, pandemi masih jauh dari berakhir,” pungkasnya.
Ia menyoroti kenaikan 46 persen dalam kasus baru pekan lalu di wilayah Pasifik Barat, di mana 3,9 juta infeksi tercatat.
“Virus ini terus berkembang, dan kami terus menghadapi hambatan besar dalam mendistribusikan vaksin, tes, dan perawatan di mana pun mereka membutuhkannya,” ungkap Tedros.
Selain itu ia juga mengeluhkan tentang pengujian yang mesti dilakukan guna menangani pandemi Covid-19.
“WHO khawatir beberapa negara secara drastis mengurangi pengujian,” kata Tedros.
“Ini menghambat kemampuan kita untuk melihat di mana virus itu berada, bagaimana penyebarannya dan bagaimana perkembangannya.”
Jumlah kasus baru turun 5 persen di seluruh dunia minggu lalu dibandingkan dengan minggu sebelumnya, sementara jumlah kematian turun delapan persen.
Namun, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO, memperingatkan bahwa tingkat kasus tentu saja terlalu rendah karena penurunan dramatis dalam pengujian.
“Virus ini masih menyebar pada tingkat yang terlalu intensif, tiga tahun dalam pandemi ini,” katanya.
“Meskipun kami melihat tren menurun, masih ada lebih dari 10 juta kasus yang dilaporkan di tingkat global pekan lalu.