JAKARTA – Polemik terkait pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing masih terus berlanjut.
Ada sebagian pihak yang tidak senang dengan pernyataan Menteri agama Yakut.
Bahkan ada sejumlah pihak yang mengecam dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Akibat dari kegaduhan itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi saran agar Gus Yaqut untuk segera meminta maaf.
Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan menilai seharusnya Menag Yaqut bisa segera meminta maaf agar tidak menimbulkan kegaduhan yang semakin panjang.
Hal tersebut disampaikan Amirsyah saat berdiskusi secara virtual pada Jumat (25/2) lalu.
“Kita minta beliau menyampaikan permintaan maaf. Toh permintaan maaf itu bukan pekerjaan yang dianggap hina, malah mulia,” ucapnya.
Lebih lanjut, Amirsyah mengatakan bahwa Islam mengajarkan untuk saling memaafkan.
Sikap untuk meminta maaf dan memaafkan sesama manusia disebut merupakan suatu hal yang mulia.
Setelah meminta maaf nanti, Menag Yaqut juga diminta tidak melontarkan pernyataan yang penuh kontroversi lagi.
Hal itu dimaksudkan agar Gus Yaqut tidak membuat kegaduhan lagi di tengah-tengah masyarakat.
“Tentu setelah itu diharapkan tidak ada lagi satu pernyataan yang membuat masyarakat gaduh,” tuturnya.
Tak lupa AMirsyah juga menilai kalau suara azan tidak bisa dibandingkan dengan suara gonggongan anjing karena itu bukan merupakan suatu hal yang sama.
“Perbandingannya nggak apple to apple, jadi tidak bisa diperbandingkan, logika yang tidak tepat dalam istilah semantik atau bahasa,” papar Amirsyah.
“Maka sekali lagi diksi sangat tidak tepat, akan bertentangan. Satu sisi substansi azan itu adalah panggilan suci, sedangkan sisi lain kata-kata anjing menggonggong itu sesuatu yang tidak bisa kita bandingkan,” ucapnya menambahkan. (Fin-red)