Hal itu dikarenakan banyak oknum yang mengenakan seragam loreng oranye-hitam ini melakukan pekerjaan di luar tanggung jawab mereka, seperti menjadi calo tiket, juru parkir, bahkan jagoan pasar yang mengancam warga dengan kekerasan.
Melansir Kumparan, Sekjen Pemuda Pancasila Arif Rahman tak memungkiri kalau sejumlah anggota PP ada yang mengelola pasar, parkir, tempat hiburan, dan lainnya.
Namun, anggapan anggota PP sebagai ormas preman berkedok nasionalis rupanya keliru.
(bbs)