”Sekarang kita sudah di KBRI. Sementara kita ke sini dulu. Belum tahu aba-abanya seperti apa,” ujarnya.
Sejumlah WNI lainnya pun tampak sudah berkumpul di KBRI Kiev bersama keluarga masing-masing.
Menurut dia, pihak KBRI masih terus mengadakan rapat terkait upaya evakuasi para WNI. Tim juga tengah memastikan WNI yang berada di perbatasan timur Ukraina untuk bisa mencapai Kiev. ”Ada kabar ledakan sudah sampai di pinggiran Kiev. Doaian ya kita aman di sini dan bisa segera dievakuasi,” ungkapnya.
Tak Berdampak pada RI
Pakar hubungan internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) I Gede Wahyu Wicaksana menyatakan, ketegangan Rusia-Ukraina masih sangat jauh dari Perang Dunia (PD) 3. Serangan Rusia terhadap Ukraina masih dikategorikan low-intensity warfare atau perang skala kecil. ’’Ini belum perang. Sekadar pemanasan, masih aksi-aksi sporadis,’’ katanya kepada Jawa Pos kemarin (24/2).
Wahyu menuturkan, harus dilihat perkembangan 1–2 bulan ke depan setelah serangan yang dilakukan Rusia untuk menentukan akan berdampak luas atau tidak. Termasuk tereskalasi menjadi perang skala besar (ordinary/high-intensity warfare) atau hanya low-intensity warfare. ’’Tapi, saya rasa 1–2 bulan ke depan tidak akan berdampak serius pada Indonesia,’’ ujarnya.
Menurut dia, ketegangan Rusia-Ukraina masih sangat jauh dari kepentingan nasional Indonesia. Sebab, perang itu terjadi di kawasan Eropa Timur, Slavik, yang secara geografis jauh dari Indonesia. Jadi, secara dinamika tidak berdampak terhadap Indonesia. ’’Negara-negara tetangga seperti India dan Tiongkok mungkin memang bersiap. Namun, lapisan geopolitik Asia Tenggara masih cukup steril dari dampak Ukraina-Rusia,’’ ucapnya.
Wahyu menjelaskan, perang dunia itu dipicu struktur kepentingan yang besar. Salah satunya ideologi. Dalam hal ini, ketegangan Rusia-Ukraina tidak memiliki kepentingan ideologi. Yang ada hanya kepentingan pragmatis dari rezim Kremlin dan beberapa negara di belakang Ukraina. ’’Jadi, serangan Rusia terhadap Ukraina hanya provokasi. Rusia menunggu respons Ukraina dan ingin melihat siapa saja yang secara fisik terlibat di situ. Bahkan, proses diplomasi tetap berlangsung,’’ jelasnya.
Low-intensity warfare, lanjut dia, biasanya diselesaikan melalui diplomasi di belakang layar dari Rusia-Ukraina. Perang berintensitas kecil itu lebih berdampak pada diplomasi. Jadi, tidak akan berdampak terhadap Indonesia. “Indonesia sebaiknya tidak terlalu terlibat dalam ketegangan Rusia-Ukraina. Tidak usah panik,” tuturnya. (jawapos-red)