Asep Kusumah mengungkapkan di Pasar Banjaran saat ini ada kondisi yang spesifik, karena di pasar itu ada lahan yang cukup besar yang diinformasikan untuk revitalisasi pasar tersebut.
“Tentu kita lihat setelah ada space kosong, kemudian berdekatan dengan TPS (Tempat Pemhuangan Sampah) sehingga memancing sampah-sampah yang berasal dari luar kawasan pasar tersebut. Nah itulah fakta yang terjadi di Pasar Banjaran,” kata Asep Kusumah.
Hampir 15 RW, kata Asep, yang berasal dari desa sekitar di Kecamatan Banjaran, membuang sampah ke TPS Pasar Banjaran.
“Ini sebenarnya sudah rutin, Pasar Banjaran dibantu dalam penanganan sampah sesuai dengan arahan dari Pak Bupati Bandung dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Apapun kondisinya, setelah sampah menumpuk kita bersihkan,” tuturnya.
Menurutnya, penumpukan sampah di TPS tersebut kembali terulang, sampai terakhir Bupati Bandung turun langsung ke lapangan untuk melakukan langkah-langkah penanganan darurat atau opsih secara langsung di lapangan.
“Diharapkan nantinya menjadi titik edukasi awal bagaimana nanti di Pasar Banjaran ada sistem pengamanan di kawasan. Bagaimana caranya, Pak Kadis Perdagangan dan Perinduatrian sudah diperintahkan Pak Bupati, bagaimana mengamankan area. Sehingga tidak dijadikan titik buang sampah dari orang-orang atau oknum, atau sebagian masyarakat yang seharusnya tidak buang sampah ke TPS itu,” harapnya lagi.
Dia juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Banjaran, supaya pemerintahan desa mengambil langkah dalam penanganan sampah masyarakat.
“Dulu, kita sempat rapat dengan Pak Camat Banjaran dan empat kepala desa, bagaimana para kepala desa untuk menyiapkan titik kumpul sampah. Karena ada kewajiban pemerintah desa untuk menyiapkan TPS 3-R (Reuse, Reduce, Recycle). Nanti, akan menjadi titik layanan kami, dan kemudian ditentukan jadwal pengangkutannya,” kata Asep.
Menurut Asep, dalam penanganan sampah itu membutuhan keterlibatan, kepedulian, dan pemikiran dari para pihak yang terlibat.
“Tidak hanya satu institusi saja. Apalagi pak Bupati sering menyampaikan semangat pentahelik, semangat kolaborasi. Karena sampah ini adalah keseharian kita, yang harus kita respon dengan tepat,” ungkapnya.
Dia pun sudah menindaklanjuti kebijakan Bupati Bandung, bahwa kawasan-kawasan potensial atau tertentu harus memiliki sistem pengolahan sampah mandiri.