BANDUNG – Ridwan Kamil semakin percaya diri (pede) meski dirinya menempati urutan ketujuh calon presiden (capres) 2024 hasil survei Litbang Kompas. Ridwan Kamil meyakini tingkat elektoral akan sejalan dengan kinerja.
“Saya selalu bilang, saya khususnya melihat elektoral berhubungan dengan kinerja. Kalau kinerja baik, ya elektoral akan mengikuti,” kata Ridwan Kamil di Gedung Sate.
Ridwan Kamil memberikan contoh saat Pilkada Jabar 2018 lalu. Di mana saat itu berbagai lembaga tidak menempatkan dirinya dalam posisi teratas hasil survei. Buktinya, kini ia berhasil mengalahkan seluruh kandidat kuat yang masuk posisi teratas dalam survei.
Begitu juga dengan hasil survei terhadap pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Dari tiga pasangan kandidat di Pilkada Jabar, pasangan tersebut mendapat rangking buncit alias terakhir.
Pelajaran politik saat itu juga menimpa pada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Saat itu keduanya selalu mendapat rangking pertama dari seluruh hasil survei. Bahkan, banyak yang memprediksi jika keduanya akan menang dalam pertarungan Pilkada Jabar. Namun pembuktian berkata beda. Pasangan 2D ini justru menempati posisi ketiga pada hasil akhir pemilihan.
“Pelajaran Pilgub Jabar, dulu survei kecil pasangan Ahmad Saikhu, kok bisa ranking dua. Karena apa, survei tidak membuktikan start, ada kerja door to door,” tegasnya meyakinkan.
Ridwan Kamil juga bersyukur namanya masih ada dalam jajaran kandidat capres 2024. Di mana saat ini ia masih belum bergabung dengan partai politik mana pun. Artinya, saat ini Ridwan Kamil masih mengandalkan kinerja baiknya untuk kepentingan masyarakat Jawa Barat.
“Jadi hari ini mah menurut saya dilihat dari peta, kalau namanya masih ada, berarti masih dipertimbangkan, itu saja sudah lebih dari cukup,” katanya.
Terlebih, kata dia, survei bukan hasil akhir. Hasil survei akan relevan apabila sudah dipasangkan sebagai calon presiden. “Menurut saya, survei itu kan tidak selalu mengeluarkan hasil akhir. Survei bisa relevan kalau sudah berpasangan dan kadang survei juga tidak memetakan politik,” kata Ridwan Kamil.
Seperti diketahui, Litbang Kompas merilis hasil survei pada 17-30 Januari 2022. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden. Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,8 persen. (and)