JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kriteria calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) bukan berasal dari kalangan partai politik. Dengan demikian, Ridwan Kamil menjadi kandidat utama pemimpin ibu kota baru “Nusantara” tersebut. Ridwan Kamil diprediksi mengalahkan 7 kandidat lainnya.
“Non-partai,” ungkap Jokowi di Kantor DPP Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/2/2022).
Sedangkan tiga kandidat lainnya, Direktur Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Abdullah Azwar Anas gugur karena berasal dari kalangan partai politik. Ketiganya merupakan kader PDI Perjuangan.
Dua kandidat lainya juga sama. Wali Kota Makassar Danny Pomanto merupakan kader Partai Nasdem. Dan Gubernur Aceh Nova Iriansyah adalah kader Partai Demokrat. Sehingga, 5 dari 8 kandidat yang semula memenuhi syarat pernah menjadi kepala daerah dan berlatar belakang arsitek, secara otomatis gugur dengan penambahan syarat baru ini.
Tinggal menyisakan 3 kandidat yang berpeluang terpilih. Namun, jika semua kriteria yang pernah disampaikan Jokowi digabungkan, Ridwan Kamil punya peluang paling besar. Sebab ia pernah memimpin daerah sebagai Wali Kota Bandung, dan sedang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat hingga tahun 2023, berlatar belakang arsitek, dan non-partai.
Sedangkan 2 kandidat lainnya, Bambang Brodjonegoro dan Tumiyana bukan kepala daerah atau mantan kepala daerah. Serta bukan juga berlatar belakang arstitek.
Seperti diketahui, Bambang Brodjonegoro diangkat sebagai Menteri Keuangan di periode pertama Jokowi. Ia kemudian dipindah posisi menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk tahun 2016-2019.
Di periode kedua Jokowi, Bambang Brodjonegoro diamanatkan menjadi Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRN). Namun, setelah Kementerian Riset dan Teknologi kini dilebur dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ia memilih mundur dari Kabinet Jokowi.
Usai tak lagi berada di Kabinet Indonesia Maju, Bambang Brodjonegoro memilih balik ke dunia pendidikan. Ia mengajar sebagai guru besar di Universitas Indonesia.
Sementara Tumiyana merupakan mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika. Karier Tumiyana banyak dihabiskan di BUMN karya. Sebelum berlabuh ke Wika, ia merupakan Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP.