BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) di bawah koordinasi Bandan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berkolaborasi melakukan aksi bagi-bagi masker di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Jabar.
Sebanyak 200 ribu masker dibagikan di 20 titik Kota Bandung, Sabtu (19/2), dan 100 ribu disebar di 10 titik Kota Cimahi, Minggu (20/2) sehingga total masker yang disebar itu sebanyak 300 ribu.
Sebelum pembagian masker, dilaksanakan Apel Kegiatan Pembagian 300 ribu masker yang dipimpin langsung Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, di Balai Kota Bandung, Sabtu, (19/2).
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan, mendampingi Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, membagikan masker langsung di tengah-tengah masyarakat usai apel. Hadir pula membagikan masker Pangdam 3 Siliwangi, Kapolda Jabar, Wali Kota Bandung, TNI/Polri, Forkompinda, Pramuka, PMI dan para relawan.
Suharyanto mengatakan, aksi bagi-bagi masker tersebut dilakukan mengingat Jabar menjadi daerah tertinggi secara nasional penambahan kasus Covid-19 dalam waktu tiga hari terakhir ini. Selain Jabar, Suharyanto menyebut tren penambahan kasus tersebut juga terjadi di sejumlah daerah lainnya seperti di Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Yogyakarta dan provinsi-provinsi di luar Jawa.
“Tiga hari terakhir, Jabar menduduki rangking pertama penambahan kasus konfirmasi positif. Namun demikian harus jangan menjadikan kita semua kecil hati yang penting kita segera siap-siap untuk kembali bekerja keras sehingga dalam waktu tidak terlalu lama, Jabar kembali dalam kondisi yang kondusif,” ujar Suharyanto, usia memimpin apel, Sabtu (19/2).
Dikatakan, tahun 2022, Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Hal tersebut diputuskan melalui keputusan presiden.
“Artinya walaupun sudah lebih 2 tahun kita bergulat, bertempur melawan Covid-19 sampai awal 2022 ini ternyata belum berakhir. Mudah-mudahan ini tahun yang terakhir,” harap Letnan Jenderal TNI Suharyanto.
Lebih jauh Suharyanto menjelaskan, jumlah kasus Covid-19 varian Omicron saat ini melebihi puncak varian Delta yang terjadi pada Juli 2021 tahun lalu.
“Walaupun kematiannya tidak seperti delta yang kasus konfirmasinya 56 ribu per hari dengan kematian lebih 2.000 orang. Sekarang sudah 64 ribu per hari namun yang meninggal dunia di bawah 250 orang,” sebutnya.