SOREANG – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 sudah diberlakukan di Kabupaten Bandung. Hal tersebut diberlakukan karena kasus Covid-19 varian Omicron melonjak di Kabupaten Bandung dan beberapa daerah di wilayah Indonesia khususnya di Bandung Raya.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung sudah mulai mensosialisasikan PPKM Level 3 ke restoran, hotel, objek wisata dan sekolah.
“Ini semua sudah sesuai dengan surat edaran Mendagri yang pada akhirnya semua harus bisa melaksanakan, tapi berdasarkan PPKM Level 3 yang saat ini dilaksanakan, mulai dari tanggal 8 sampai 14 Februari, kita tetap pelaksanaan vaksinasi agar dipercepat,” ungkap Dadang saat di wawancara, Jumat (11/2).
Terkait vaksin, Dadang mengaku sudah melayangkan surat permohonan untuk dropping vaksin-nya, karena vaksin ini sangat terbatas. Sehingga pihaknya minta kurang lebih sekitar 1,5 juta sampai 2 juta dosis vaksin, agar bisa menyelesaikan semua pelaksanaan vaksin sampai booster.
Selain itu, saat ditanyakan terkait jumlah yang terkonfirmasi Covid-19, Dadang mengungkapkan, dalam satu minggu ini yang terkonfirmasi Covid-19 meningkat, dari yang awalnya hanya 27 orang dalam seminggu, kini menjadi 1.022 orang.
Dari 1.022 orang, kata Dadang, yang melaksanakan di isolasi terpusat (Isoter) hanya satu orang. Kebanyakan pasien Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya masing masing.
“Omicron ini tidak begitu berbahaya tapi tetap kita harus selalu waspada, minimal kita harus memakai masker, karena penyebarannya sangat cepat sehingga kita terus melakukan tracing kepada seluruh tempat terutama sekolah, jangan sampai anak-anak yang lagi melaksanakan PTM ini terganggu dengan adanya penyebaran yang sangat cepat ini,” jelasnya.
Persiapan Rumah Sakit, kata Dadang, sudah disiapkan segala kebutuhannya, termasuk oksigen. Sehingga, yang dulu Kabupaten Bandung sempat kekurangan oksigen, maka sekarang oksigen sudah standby.
“Isoman di rumah sakit kita sudah siapkan, sementara ini kita pusatkan di rumah sakit Soreang yang lama, tapi untuk yang isoman di desa yang sifatnya isoman mandiri tentu disiapkan oleh pihak pemerintah desa,” kata Dadang.
“Sedangkan yang ada di rumah masing-masing tetap semua terpantau, terutama Dinsos juga terus memantau bagi yang melaksanakan isoman, sehingga kebutuhan sembako dan makanannya diperhatikan,” pungkasnya. (yul)