JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, potensi hasil tambang emas di Indonesia sangat besar.
Sejak berdirinya smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur system perbankan dapat menerima transaksi dengan emas.
‘’Untuk itu, pembentukan Bulion Bank akan segera direalisasi pada tahun depan,’’kata Menko Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Kamis, (10/2).
Keberadaan Smelter PT Freeport Indonesia sendiri saat ini mampu memproduksi emas satu ton setiap minggunya.
Investasi untuk Smelter PT Freeport Indonesia menghabisakan anggaran 200 juta dolar AS dengan kapasitas bisa memproduksi emas 35 ton per tahun.
Menko Airlangga Hartarto menuturkan, sejauh ini untuk kebutuhan emas dalam negeri masih didatangkan dari Singapura.
Akan tetapi dengan adanya Bulion Bank pengelolaan bahan baku emas untuk menjadi perhiasan dan kebutuhan lainnya memiliki potensi sangat besar.
Rencana penderian Bulion Bank ini harus ditangkap oleh bank-bank pemerintah.Namun untuk teknisnya akan berjalan pada 2023 mendatang.
Airlangga Hartarto menyebutkan, Indonesia memiliki potensi tambang emas ketujuh terbesar di dunia dengan cadangan emas Grasberg di Papua mencapai 30,2 juta ounce. sedangkan untuk angka produksi mencapai 130 ton per tahun.
Kendati begitu, tingkat konsumsi emas di Indonesia masih sangat rendah sebanyak 172.800 ounce.
‘’Nah jika ini terwujud keberadaan Bulion Bank akan memberikan manfaat untuk berbagai pembiayaan industri, diversifikasi produk bagi bank, hingga penghematan devisa,’’ kata Airlangga Hartarto.
Sementara itu Presiden Joko Widodo Ketika meresmikan Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur pernah mengatakan
Potensi kekayaan sumber daya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menciptakan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, hilirisasi hasil industri, agar Indonesia tidak hanya mendapat manfaat dari sumber daya alam yang bersifat mentah.
“Jangan sampai kita memilki tambang, konsentrat, (tapi) smelternya, hilirisasinya ada di negara lain, seperti tadi disampaikan Pak Airlangga Hartarto), ada di Spanyol, ada di Jepang, nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka,” tutur Presiden Jokowi.