BANDUNG – Stadion Si Jalak Harupat tetap ditunjuk menjadi venue penyelenggaraan pertandingan piala dunia U-20 tahun 2023 mendatang. Secara umum, stadion kebanggaan warga Kabupaten Bandung sudah siap dan hanya tinggal dipercantik saja.
Diketahui, pertandingan sepak bola tingkat internasional tersebut sebelumnya akan diselenggarakan pada tahun 2021, namun terpaksa diundur karena ada pandemi Covid-19.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna memastikan Stadion Si Jalak Harupat siap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Saat ini, pihaknya tengah melakukan sejumlah persiapan dalam rangka memenuhi kebutuhan stadion.
“Kita siap jadi tuan rumah, kita sedang mempersiapkan tentang lapangannya dan kebutuhan lapangnya ini kita penuhi pada tahun ini,” kata Dadang saat wawancara, belum lama ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung, Marlan Nirsyamsu mengatakan Piala Dunia U-20 itu seharusnya diselenggarakan pada tahun 2021. Namun karena ada pandemi Covid-19, jadi diundur menjadi tahun 2023.
“Tapi meski diundur menjadi tahun 2023, itu tidak ada perubahan tetap kita ditunjuk. Surat dari FIFA nya datang lagi ke PSSI, PSSI kontak Pemkab Bandung pada Januari kemarin melalui zoom meeting,” kata Marlan
Menurutnya, Stadion Si Jalak Harupat secara teknis sudah siap, angka kesiapannya sekitar 80 persen. Jadi, kata Marlan, untuk saat ini yang perlu dilakukan adalah mempercantik stadion. Karena ada beberapa hal menyangkut estetika yang harus diperbaiki.
“Kalau standar main sudah siap, tapi karena ini piala dunia jadi ada beberapa hal yang harus secara estetika diperbaiki. Kita tinggal teruskan pemeliharaan, penutupan joging track, kemudian ya untuk mempercantik,” tutur Marlan.
Dikatakan marlan, untuk sarana yang sudah tersedia adalah soundsystem yang sesuai dengan persyaratan dan lampu yang sudah melebihi kapasitas. Tapi, memang ada beberapa hal yang belum tuntas seperti perapihan dan pengecatan stadion. Kemudian salah satu sarana stadion yang harus diperbaiki adalah penutupan joging track menggunakan sintetis.
“Kalau rumput kan kita fluktuatif, karena memang rumput akhir juga bisa dibenerin, kan sekarang dipakai, tapi nanti pas mau 2023 kita clearkan,” ungkap Marlan.
Terkait anggaran, kata Marlan, berdasarkan Inpres Nomor 8 bahwa pembiayaan itu oleh daerah yaitu provinsi Jawa Barat dan Pemda. Pihaknya mengaku telah mengajukan penyediaan anggaran dari bantuan gubernur.