“Maaf nih, dari pada pekerjaanya nanti mangkrak oleh Ridwan Kamil dikahawatirkan akan menurunkan popuralitasnya. Sebab, reputasi itu bisa dibangun dengan prestasi bukan dengan jabatan yang dia sendiri meskinya harus spekulatif,” tegasnya.
Dia pun menyarankan, Ridwan Kamil berspekulatif terhadap jabatan Kepala Badan Otorita IKN ini. Jangan sampai langsung menerima tanpa memikirkan ke depannya.
“Kira-kira bagus tidak IKN. Itu kan sangat tidak ukuran kepastiannya. Kalau misalnya dia jadi Gubernur DKI. Jelas ukuran-ukuran keberhasilannya. Nah IKN apa ukuran keberhasilannya,” sarannya.
“Hemat saya dari pada terlalu spekulatif menjadi Badan Otorita. Lebih baik menggarap legisi karya yang bagus dan bermanfaat dalam kesatuan komunikasi partai tawarkan masyarakat. Itu jauh lebih penting dan strategis sekedar ketimbang memikirkan IKN,” tambahnya.
Saat disinggung mengenai prediksi elektabilitas jika Kang Emil terpilih menjadi Kepala Badan Otorita IKN. Pakar hukum Unpar itu menyebutkan fifty-fifty. Tergantung keberhasilannya.
“Kalau berhasil pasti akan naik namanya. Kalau gagal habis total. Makannya hitung cermat dan matang. Berhasil enggak membangun IKN itu. Kalau gagal habis itu nama Ridwan Kamil. Apalagi sampai diberhentikan di tengah jalan,” tandasnya. (win)