Hal itu diungkapkannya sebagai salah satu solusi dalam upaya meningkatkan perekonomian sekaligus memperkenalkan produk UMKM lokal sebagai ciri khas Sumedang.
“Setiap rest area yang berada di Jalan Tol Cisumdawu, baik itu rest area tipe A maupun rest area tipe B wajib ada produk UMKM Sumedang,” ucap Erwan.
Kendati demikian, Erwan ingin nantinya yang dijajakan di rest area Tol Cisumdawu selain produknya khas Sumedang, pedagangnya pun merupakan warga lokal alias bukan dari luar daerah.
“Karena dikhawatirkan ada warga dari luar (Sumedang) yang mengatasnamakan UMKM Sumedang. Kita filter, tidak boleh sembarangan, takutnya ada yang mengatasnamakan UMKM Sumedang,” ujarnya.
“Harus betul-betul UMKM Sumedang, semuanya satu pintu di bawah komando Diskoperindag (Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan),” tambah Erwan.
Menanggapi hal tersebut, Dede mengaku belum mendapatkan informasi mengenai akan disiapkannya tempat untuk para pelaku UMKM lokal menjual produk Sumedang di rest area Tol Cisumdawu nantinya.
“Saya belum dapat infonya. Biasanya kalau ada kabar kayak gitu, suka ada dari desa sama RT-RW. Kalau soal ada tempat buat jual oleh-oleh (Sumedang) di rest area tol saya belum dengar, mungkin nanti infonya menyusul,” papar Dede.
Dia berharap, apabila memang nantinya diperbolehkan berjualan produk lokal di rest area Tol Cisumdawu, Dede ingin rekan-rekan pedagang di lingkungan Jalan Raya Bandung-Sumedang, Kecamatan Pamulihan bisa ada yang ikut menjajakan dagangannya.
“Saya kurang minat kalau harus ke rest area Tol (Cisumdawu), soalnya udah ada toko juga di Sumedang (kota). Jadi paling kalau pedagang di sini ada yang diajak bisa dapet tempat, tetangga atau pedagang lain bisa nempatin di rest area buat jual oleh-oleh (Sumedang)” tutup Dede. (mg5/wan)