BANTEN – Kunjungi kampung Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidimar, Kabupaten Lebak. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini tak hanya sekadar memantau proses pembangunan rumah bantuan dari Kemensos.
Dalam kunjungannya Mensos Risma, dia juga membuka dialog dengan para tokoh adat Baduy. Mensos mempersilakan tokoh setempat menyampaikan permintaan. “Ya, kira-kira apa yang bisa dibantu?” kata Mensos kepada warga setempat.
Perbincangan hangat berlangsung di salah satu rumah adat di perkampungan adat Baduy. Turut hadir mendampingi kunker Mensos, Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto, Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Syafii Nasution dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak Eka Dharmana Putra.
Adapun Kepala Desa Kanekes Jaro Saija menyatakan, merasa tidak enak dengan tamu yang datang ke kampungnya, termasuk dengan Mensos dan rombongan.
Karena akses menuju kampung Baduy berupa jalan setapak dan hanya beralas tanah. Sehingga licin dan berbahaya waktu hujan seperti saat Mensos berkunjung. Kepada Mensos ia mengusulkan sekiranya jalan tersebut bisa diperbaiki.
“Kalau bisa dibantu Bu. Kami bisa beli material untuk memperkeras jalan. Supaya lebih nyaman dilintasi warga,” kata mantan wali kota Surabaya itu, belum lama ini.
“Berapa biayanya? Berapa meter itu panjangnya? Saya kasih sekarang bisa ya uangnya,” kata Mensos.
Ditanya Mensos Risma lebih lanjut, Jaro belum bisa memperkirakan, berapa panjang dan lebar jalan yang akan dibangun. Setelah berdiskusi sebentar dengan staf, Mensos langsung menyerahkan bingkisan dalam kantung kresek plastik dan menyerahkannya kepada Jaro.
Di hadapan para tokoh, pejabat pemerintah yang hadir, dan warga kampung Baduy, Jaro membuka isi tas. Tak disangka tas berisi uang bantuan tersebut, nilainya Rp 100 juta.
Kemensos memberikan bantuan pembangunan rumah pasca insiden kebakaran yang melanda pemukiman mereka bulan Oktober 2021 lalu. Kebakaran telah menghanguskan 24 rumah warga. Untuk keperluan tersebut, Kemensos mengucurkan bantuan sebesar total Rp 1.001.000.000.
Rincian bantuan untuk pembangunan 24 rumah (masing-masing Rp 35 juta) senilai Rp 840 juta. Bantuan jaminan hidup selama 3 bulan x Rp 500 ribu sehingga total sebesar Rp 36 juta dan bantuan stimulan perekonomian Rp 25 juta untuk lima kelompok sebesar Rp 125 juta.