“Akan baik kalau kita di Indonesia juga mempertimbangkan pemberian vaksinasi tambahan selain pemberian booster yang sudah dimulai,” katanya.
Australia melalui Australian Technical Advisory Group on Immunization ATAGI juga memberi rekomendasi penggunaan vaksin mRNA seperti Moderna dan Pfizer sebagai booster. Pihak otoritas kesehatan Australia baru akan menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai booster pada mereka yang vaksin primernya adalah AstraZeneca dan ada dalam kontraindikasi untuk mendapat booster dengan vaksin mRNA.
Menurutnya, secara umum pada dasarnya pemberian booster dengan vaksin mRNA memang untuk meningktatkan antibodi ,yang disebut imunitas humoral, dan juga mengaktifkan sel T yang dikenal dengan imunitas seluler. Beberapa negara juga menggunakan vaksin Moderna setengah dosis untuk pemberian booster karena efek proteksi boosternya tetap terjamin baik.
“Dan tentunya juga dapat mencakup lebih banyak orang. Kebijakan di negara kita tentu sudah berdasar kajian oleh BPOM, ITAGI dan Kemenkes. Karena di dunia memang baru beberapa bulan ini digunakan pemberian vaksin booster maka sejauh ini dunia belum punya bukti ilmiah yang cukup kuat untuk menyatakan apakah nantinya diperlukan booster ulangan lagi, dan kalau diperlukan berapa lama jaraknya,” ujarnya. (jawapos/ran)