Lima Subsektor untuk Mendorong Akselerasi Pemulihan Industri di Jawa Barat

Dikemukakan subsektor terunggul adalah Industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik. Sektor tersebut memiliki nilai keterkaitan tertinggi baik pada daya dorong maupun daya tarik.

”Subsektor ini memiliki angka penganda output yang besar yakni 2.303938, nilai pengganda pendapatan 0.201669 dan memberikan kontribusi terhadap total output. Nilai Total Bruto dan nilai permintaan akhir yang tertinggi pertama dan di atas rata-rata sektor,” katanya.

Disusul subsektor Industri kimia, farmasi dan obat tradisional. Lebih lanjut, ia menjelaskan, subsektor ini memiliki angka penganda output yang terbesar yaitu sebesar 2.31972, nilai pengganda pendapatan 0.112845 dan memberikan kontribusi terhadap total output, nilai Total Bruto yang tinggi dan diatas rata rata, namun nilai permintaan akhir yang masih harus didorong.

Kemudian, industri mesin dan perlengkapan YTDL. Subsektor ini memiliki angka pengganda output 2.100566, nilai pengganda pendapatan 0.148786 dan memberikan kontribusi terhadap total output, nilai Total Bruto dan nilai permintaan akhir yang tinggi.

”Keempat dan kelima ada industri tekstil dan pakaian jadi, dengan angka penganda output 2.110029, nilai pengganda pendapatan 0.190697. Serta industri alat angkutan dengan penganda output 1.932564, nilai pengganda pendapatan terbesar kedua yakni 0.254659 dan keduanya memberikan kontribusi terhadap total output, nilai total bruto dan nilai permintaan akhir yang tinggi dan di atas rata-rata sektor,” katanya.

Selain kelima subsektor tersebut, terdapat sembilan subsektor industri yang memiliki potensi berkembang sehingga dapat turut mendorong pemulihan ekonomi Jabar.

Subsektor industry dimaksud yakni, industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan dan peralatan, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, industri kertas, dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman, industri barang galian bukan logam, industri kayu, barang dari kayu dan gabus, dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, industri karet, barang dari karet dan plastik, industri batubara dan pengilangan migas.

”Kesembilan subsektor tersebut memiliki potensi berkembang, namun dampak terhadap pendapatan dan output masih perlu ditingkatkan,” jelasnya.

Adapun kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong kinerja dari subsektor industri unggul dan subsektor industri potensial.

Tinggalkan Balasan