Elektabilitas Airlangga Hartarto Masuk Tiga Besar Ungguli Ketum PDIP

JAKARTA – Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam posisi tiga besar untuk elektabilitas calon presiden yang berasal dari ketua partai.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dalam hasil survei, Airlangga Hartarto memperoleh hasil mencapai 6.0 persen. Menteri Koordinasor Bidang Perekonomian itu menempati posisi ketiga setelah Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) diposisi kedua.

Di posisi pertama elektabilitas ketua partai ditempati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto dengan hasil 52 persen.

Survei Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas calon presiden dari ketua umum pratai politik. Hasil survei menempatkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di urutan teratas dengan 52,5 persen.

Salah satu yang menarik dalam survei itu,  Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri justru berada diposisi keempat dengan perolehan 3,7 peren.

“Urutan ketiga, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dengan 6,0 persen, dan keempat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan 3,7 persen,” ungkap Burhanudin

Sementara itu untuk posisi kelima Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo memporeleh hasil 2,7 persen, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh 1,7 persen, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 1,1 persen.

Burhanuddin mengatakan, urutan ini berdasarkan pertanyaan dalam simulasi 18 nama ketua umum partai dan simulasi dengan 9 nama ketua partai.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, simulasi 18 ketua partai diperoleh urutan pertama tetap Prabowo Subianto dengan 54,4 persen, disusul AHY dengan 11,8 persen dan Ketum Golkar Airlangga diposisi ketiga dengan hasil 6,8 persen. Sedangkan Megawati tetap diposisi keempat 4,6 persen.

Proses Survei Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling.

Total sampel yang dibuat sebanyak 2.020 responden dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang tersebar proporsional di 34 provinsi.

Dari sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

‘’Responden dilakukan dengan wawancara tatap muka,’’tutup Muhtadi. (red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan