MESKI sudah mendapatkan maaf dari sang pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, Lukaku tetap harus membayarkan denda Rp9,7 miliar.
Apa penyebabnya?
Pertama-pertama adalah nggak bahagia. Romelo Lukaku mengaku bahwa bermain dalam skuad Chelsea, tidak membikin dirinya bahagia.
Sontak pernyataan kontroversial Romelu Lukaku tentang dia yang tidak bahagia di Chelsea tersebut menjadi buah bibir. Tak hanya itu, Lukaku juga sekaligus mengkritik taktik sang pelatih The Blues, Thomas Tuchel.
Kendati begitu, beruntung permasalahan itu dapat terselesaikan dan benar-benar berakhir pada Selasa (4/1) kemarin.
Dilansir Jawa Pos, dalam pertemuan empat mata, sang pemain meminta maaf kepada Tuchel dan pelatih berjuluk Si Profesor itu pun memberikan maaf.
Bahkan, Tuchel menyatakan bahwa Lukaku telah kembali bergabung dalam skuad dan punya potensi dimainkan saat menghadapi Tottenham Hotspur di first leg semifinal Piala Liga dini hari nanti (6/1).
”Bagi saya, hal yang terpenting adalah dia tidak memiliki niat untuk membuat kegaduhan dalam tim dan dia pun tidak pernah melakukan sebelumnya,” kata Tuchel kepada Independent.
Menurut Tuchel, masalah Lukaku tidak sebesar yang digembar-gemborkan oleh media. Tapi, lanjut pelatih berkebangsaan Jerman tersebut, juga bukan masalah kecil.
Sebab, kalau tidak segera diselesaikan, dampaknya bisa merusak harmonisasi ruang ganti.
Beruntung, Big Rom –sapaan karib sang pemain–menyadarinya. ”Dia tahu efek yang bisa timbul dari perbuatannya dan dia merasa bertanggung jawab untuk membereskannya,” tutur Tuchel.
Meski sudah ada permintaan maaf dan Tuchel pun memaafkan, Chelsea diklaim tetap akan memberikan sanksi bagi Lukaku.
Yaitu, denda GBP 500 ribu atau sedikitnya Rp 9,7 miliar karena pernyataan kontroversialnya kepada jurnalis Sky Italia Marco Barzaghi.
Denda itu merupakan yang paling besar ketimbang denda yang pernah diterima Lukaku sepanjang kariernya. Tiga tahun lalu, Big Rom didenda GBP 400 ribu (Rp 7,7 miliar) oleh Manchester United karena terlambat datang di latihan United setelah bepergian tanpa izin ke Belgia.