“Meski secara teori UMKM diberi kemudahan mengakses kredit lembaga perbankan, namun secara praktik pelaku UMKM masih terkendala, tutur salah seorang peserta,” kata ketua kelompok 1.
Menurut kelompok 2, data kependudukan yang tidak update dapat membatasi akses masyarakat dalam memperoleh bantuan, Kartu Indonesia Sehat, dan sebagainya.
“Kami mengidentifikasi salah satu penyebab masalah yang diidentifikasi oleh peserta yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dalam memperbarui data kependudukan,” kata ketua kelompok 2.
Sementara, kelompok 3 menyoroti permasalahan sampah yang dapat mengakibatkan banjir di salah satu dusun.
“Kami mengakui rendahnya kesadaran masyarakat sebagai salah satu penyebab masalah,” ujar ketua kelompok 3.
Ketiga kelompok akhirnya mampu mengidentifikasi masalah hingga memilih alternatif penyelesaian masalah. Salah satu peserta yang merupakan Sekretaris BPD (Badan Permusyawaratan Desa), mengakui bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan relevan dengan apa yang akan dilakukan oleh BPD.
Yudi, Kades Balekambang, juga senang karena pihak FIA UI memberikan pencerahan bagi perangkat Desa Balekambang.
Yudi menambahkan jika ingin maju kita harus pikirkan bersama-sama desa ini, dari kita untuk kita. Tidak hanya Yudi, namun peserta juga berharap ada tindak lanjut sekaligus pendampingan tim FIA UI di masa yang akan datang terkait perbaikan tata kelola Desa Balekambang.
“Kami mendorong jajaran perangkat desa untuk belajar dari desa-desa lain yang memiliki anggaran yang sama tapi dapat melakukan banyak program inovatif yang mendukung pembangunan dan kemajuan desanya,” kata Yudi.
Diketahui, kegiatan pengmas dihadiri oleh 20 orang peserta yang terdiri dari aparat desa, ketua PKK, pendamping desa, kepala BPD, ketua karang taruna, ketua LPM, ketua LMD, dan babinsa. Kegiatan ini diinisiasi oleh klaster Policy, Governance, and Administrative Reform (PGAR) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia yang diketuai oleh Prof. Dr. Eko Prasojo. (mg2/ran)