Sedangkan Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia dan CEO Berlian Entertainment Dino Hamid yang belum lama ini menyelenggarakan Drive-in Concert mengatakan bahwa adaptasi, inovasi, dan kolaborasi merupakan kunci untuk menerapkan cara baru dalam melakukan usaha.
“Sayangnya, model bisnisnya masih belum ideal mengingat perlu investasi besar untuk menyertakan anggaran protokol kesehatan. Selain itu, pihak sponsor juga belum bisa memberikan kepastian,” imbuh Dino.
Resso, yang hadir di awal pandemi pada bulan Maret 2020, mendapatkan dukungan dari pengguna di saat banyak orang diharuskan untuk mengadopsi digitalisasi teknologi, termasuk cara mereka menikmati musik.
“Sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna Resso, kami juga melihat peningkatan di beberapa sektor, di antaranya jumlah lagu yang di-pitch dan variasi genre musik di platform kami. Berbagai inisiatif yang telah kami luncurkan pada tahun ini, termasuk acara Breakfast with Resso, akan menjadi landasan kerja kami untuk tahun depan,” kata Matthew Tanaya, Artist Promotion Lead, Resso Indonesia.
“Misi kami masih tetap sama yaitu untuk mendukung industri musik tanah air. Jadi, mari tetap optimis dan melangkah maju bersama untuk industri musik Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.
Seperti diketahui, Resso, aplikasi streaming musik sosial pertama di Indonesia, belum lama ini menyelenggarakan Breakfast with Resso (BwR) seri keempat di tahun 2021 yang dihadiri perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan pemangku kepentingan industri musik.
Mereka sepakat mengenai pentingnya kolaborasi dan kejelian mengatur strategi dalam menghadapi era hibrida di tahun 2022.
(ant/ran)