Kepemimpinan Pendidikan, Membumikan Kepemimpinan Rasulullah

Mengingat posisinya sebagai atasan, baik pemimpin maupun manajer, kepala sekolah seyogianya membekali diri dengan empat sifat kenabian, agar dapat menjalankan tanggung-jawabnya dengan baik dan benar.

Empat sifat tersebut menyangkut :
Pertama, al-shiddiq (benar atau jujur dalam perkataan dan perbuatan) sebagai kompetensi moral dengan senantiasa berwawasan visioner dan berpikir besar serta membawa kebaruan.
Kedua, al-amanah ( dapat dipercaya saat diberikan mandat atau kepercayaan) sebagai kompetensi profesional berupa keberanian (courage), yakni berani beraksi dengan inisiatif yang berkelanjutan.

Ketiga, al-tabligh (menyampaikan apapun yang diamanatkannya) sebagai kompetensi sosial, dengan selalu bersikap realistis (reality), memutuskan berdasarkan realitas, bukan ilusi.
Keempat al-fathanah ( harus cerdas atau berpengetahuan mengenai apa yang dipimpinnya) sebagai kompetensi intelektual senantiasa mengedepankan etika (ethics), dan melayani dengan sepenuh hati.

Membumikan sifat sifat kepemimpinan Rasulullah dalam jabatan sebagai kepala sekolah adalah suatu keniscayaan. Rhenald Kasali (2020). Mengatakan bahwa pemimpin yang visioner akan memiliki change DNA yang siap melepaskan diri dari belenggu-belenggunya. Keberanian membuat seorang pemimpin berani melakukan terobosan baru (inisiatif) dan mengambil risiko (risk taking).

Realitas membuat pemimpin tahu persis dan mampu membedakan antara ilusi dan fakta. Etika menjadikan pemimpin sensitif terhadap orang lain (humanis) dan tidak akan melakukan apapun yang dianggap dapat merugikan orang lain.

Mengambil hikmah dari peristiwa pelantikan kepala sekolah dengan segala dinamika yang melatarbelakanginya, maka bila dikompromikan antara sifat kenabian dan kompetensi leadership seorang kepala sekolah akan muncul skala prioritas arah baru kepemimpinan kepala sekolah menyangkut :

Kompetensi moral yang paling dibutuhkan adalah etika melayani, bukan minta dilayani. Atasan yang melayani akan memperlakukan bawahan secara humanis.

Kompetensi profesional yang paling dibutuhkan adalah mengambil kebijakan berdasarkan realitas, bukan ilusi. Kompetensi sosial yang paling dibutuhkan adalah berinisiatif dan mengambil risiko, walaupun berisiko dibenci oleh bawahannya.

Kompetensi intelektual yang paling dibutuhkan adalah visi. Visi berarti memiliki pemikiran yang melampaui zamannya.

Membumikan Kepemimpinan Rasulullah SAW yang dikaitkan dengan konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan di situasi pasca promosi, mutasi, rotasi dan degradasi kepala sekolah akan menjadi arah baru kepemimpinan kepala sekolah agar tetap agile dalam kondisi apapun.

Tinggalkan Balasan