Film “DJOERAGAN”, Film Pertama Dengan Teknologi Blockchain Melalui Crypto Currency Di Indonesia

BANDUNGPT Karya Pohon Mas atau Goldtrees Cinema, akan meluncurkan sebuah film layar lebar berjudul “DJOERAGAN” dalam waktu dekat.

Film yang memberikan sentilan terhadap kondisi politik di Indonesia tersebut merupakan proyek film pertama di Indonesia yang di dukung oleh teknologi blockchain melalui Crypto Currency.

Excecutive Producer Film Djoeragan yang juga CEO Priyayi Group, Tubagus Wijaya menjelaskan, teknologi vGoldtrees Coin ini adalah token utilitas yang dibuat pada Waves Blockhain dengan menggabungkan crypto currency exchange (DEX) yang terdesentralisasi.

TB Wijaya menambahkan bahwa Goldtrees Coin dibuat khusus untuk industri kreatif, seperti seni budaya dan pariwisata, music record label, tourism platform, painting gallery, termasuk industri film dengan brand Goldtrees Cinema.

Ia juga menjelaskan, koin ini pun nantinya bisa digunakan untuk sektor lain, seperti perhotelan, restoran, hingga transportasi yang sudah bergabung di Priyayi Group.

“Total supply Goldtrees Coin saat ini adalah sebanyak 65 miliar token, dengan penawaran harga awal senilai US 1 Dollar untuk setiap 1 Goldtrees (GDT). Kami mengalokasikan sebanyak Rp5 miliar Goldtrees untuk membantu pengembangan Industri film di Indonesia,” ucap TW sapaan akrab Tubagus Wijaya, saat konferensi pers Film Djoeragan di Jalan Buah Batu, Kota Bandung, Sabtu (18/12).

Dengan adanya hal tersebut, TW berharap selain bisa mengembangkan industri perfilman Tanah Air, juga dukungan Goldtrees terhadap proyek film Djoeragan, diharapakan bisa membuat masyarakat lebih mengenal mata uang kripto, khususnya goldtrees coin.

“Film Djoeragan ini menjadi film pertama di Indonesia yang didukung oleh teknologi cryptocurency. Dalam penayangannya nanti, selain di bioskop, kami juga manfaatkan platform digital,” ujarnya

Selain itu, TW juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan siap mendukung dalam pengembangan industri kreatif di Tanah Air melalui teknologi mata uang digital tersebut.

Bahkan lanjut dia, nantinya tidak hanya Film Djoeragan saja, pihaknya pun siap mendukung banyak rumah produksi dalam menghasilkan karya-karyanya.

“Ini bisa sangat keren. Saya yakin ekosistem akan terbentuk dengan baik seiring perkembangan era digital,” ungkapnya

Sementara itu, Film Djoeragan sendiri menggambarkan kehidupan di Desa Cirungkad, Kecamatan Leuwi Peurih, sebuah kawasan di wilayah Bandung Baru.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan