BANDUNG – Tingginya tingkat pengangguran terbuka (tpt) masih menjadi persoalan yang dihadapi Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat (Jabar). Di samping ekonomi dan kesehatan–Akibat dampak pandemi Covid-19.
Kendati demikian, Pemda Jabar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) berfokus menekan angka pengangguran. Salah satunya dengan program Transmigran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertanggal (5/11), angkatan kerja Jawa Barat tahun 2021 sebesar 24,74 juta. Sebanyak 22,31 juta bekerja dan 2,43 juta atau 9,82 persen menganggur.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, angka pengangguran di Jabar pada tahun 2021 mengalami penurunan. Yang tadinya 10,4 persen di tahun 2020 menjadi 0,64 persen.
“Ada penurunan tingkat pengangguran di Jabar. Dari 10,4 persen menjad 0,64 persen. Ini mengindikasikan adanya penambahan 208 ribu lapangan pekerjaan selama setahun,” kata Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (13/12).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, definisi perluasan pekerjaaan tidak hanya menambah lowongan kerja di Jabar saja. Melainkan dengan program transmigran pun terasa dampak pengurangannya.
“Perluasan pekerjaan ini tidak hanya menambah lowongan yang ada di Jabar. Tetapi memberikan mereka (calon pekerja) untuk memilih bisa ikut program transmigrasi di indonesia. Yang di fasilitasi oleh provinsi dan Kementrian Desa,” jelasnya.
Emil pun mengungkapkan, banyak transmigran yang berhasil. Salah satunya menjadi anggota DPRD. Ia pun mengaku pernah berkomunikasi dengan transmigran yang berhasil itu.
“Kita evalusi hasil transmigran ada yang jadi anggota DPRD, PDAM Jayapura. Ini merupakan buah dari keberhasilan transmigran,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, pengangguran di Jawa Barat masih termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia.
“Jumlah penduduk di Jawa Barat yang cukup tinggi yaitu sebesar 49,94 juta orang menjadi salah satu faktornya. Pun juga arus migrasi ke Jawa Barat cukup tinggi,” katanya.
Di samping itu, terang dia, akibat pandemi Covid-19 berdampak secara signifikan terhadap sektor formal ketenagakerjaan. Berdasarkan data BPS, terang dia, pekerja yang terdapak akibat pandemi covid-19 di Jawa Barat sebesar 460.000 orang.
“Memang hal ini ada penurunan sebesar 240.000 orang apabila dibandingkan dengan tahun 2020,” terangnya.