BNPB Siapkan Dua Helikopter Untuk Evakuasi

LUMAJANG – BPNB berkoordinasi dengan panglima TNI telah menurunkan personel bantuan serta peralatan untuk kebutuhan pengungsian. Bahkan permintaan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar agar BNPB mengirim helikopter juga disanggupi. ”Kami siapkan dua helikopter kalau jalur darat tidak bisa. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” tegasnya.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan, tim pertama dari BNPB bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berangkat menuju Lumajang via darat. Mereka membawa logistik-logistik serta kebutuhan peralatan seperti tenda, matras, dan selimut.

Berdasar data yang dihimpun tim Pusat Krisis Kemenkes, sebagian korban menderita luka bakar. Karena itulah, Kemenkes memaksimalkan pengiriman kebutuhan obat-obatan untuk luka bakar serta masker dan sarung tangan.

”Besok (hari ini, Red) pagi kami juga pada kesempatan pertama akan ke Lumajang untuk memastikan tahap-tahap penanganan pengungsi,” jelas Suharyanto kemarin (4/12) malam.

Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono menjelaskan, selama November, telah terekam getaran gempa yang dominasinya gempa letusan. Rata-rata terjadi 50 kali per hari.

Namun, Eko menyatakan bahwa potensi bahaya Gunung Semeru bukan hanya karena getaran gunung itu sendiri atau suplai magma. ”Kelihatannya ada juga faktor dari luar terkait dengan ketidakstabilan endapan atau lidah lava yang karena curah hujan tinggi,” jelas Eko kemarin malam.

Dia mengungkapkan, material lontaran berupa abu dapat tersebar lebih jauh, bergantung arah dan kecepatan angin. Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari ujung lidah lava ke tenggara dan selatan dari puncak. ”Jika terjadi hujan, bisa terjadi banjir lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak,” ujar Eko.

Karena itu, himbauan untuk masyarakat maupun wisatawan  tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan dan tenggara. Masyarakat juga harus  mewaspadai awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang sungai. (deb/c14/oni)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan