BANDUNG — UMKM di tangan anak muda memang beda. Begitulah Cottongo, pelaku UMKM fashion asal Bandung ini berani membuat terobosan. Hasilnya, di masa pandemi covid-19, penjualannya naik hingga 300 persen.
Inilah kisah semangat dan keberhasilan anak muda berwiraswata. Adalah Muhammad Taufik, anak muda Bandung yang enerjik dan kreatif membuka usaha fashion pria. Taufik memang beda dibandingkan anak muda pada umumnya. Sejak masih kuliah ia memiliki passion di bidang bisnis. Mulanya ia menekuni produksi asesories dari bahan kulit. Selepas lulus perguruan tinggi ia terjun dalam bisnis fashion, khususnya busana anak muda.
“Sebenarnya bisnis fashion sudah cukup riuh, tapi saya yakin masih ada peluang untuk produk fashion saya,” ujar Taufik owner UMKM Cottongo mengawali obrolan.
Melalui brand “Cottongo”, Taufik memilih target pasar profesional muda. Alasannya sederhana, para profesional muda adalah orang yang kerap memperhatikan penampilannya.
Nama Cottongo sengaja dipilihnya, selain terasa unik, salah satu produknya adalah busana casual berbahan dasar katun, sesuai dengan taglinenya “Your comfortable daily wear companion”.
Cottongo mencoba memenuhi kebutuhan profesional muda khususnya anak muda dalam berbusana. Varian busana yang diproduksinya terkesan smart and simple alias casual outfit.
Desain Cottongo diakui banyak diilhami dari brand-brand terkenal, namun tim desain Cottongo, menyesuaikannnya dengan selera anak muda Indonesia.
“Saya dan tim manajemen Cotongo, kebanyak anak muda, jadi kami tahu apa yang diinginkan para profesional muda,” kilah Taufik.
Taufik sebagai pelaku UMKM mengakui bahwa menjalankan usaha itu tidak mudah tapi Taufik percaya apabila ditekuni secara serius akan berkembang. “Kendala yang kita temuii selama menekuni usaha ini adalah permodalan,” jelasnya.
Taufik menceritakan, setelah UMKM nya menjadi mitra binaan Telkom Witel Bandung Barat, sebagian persoalan permodalan sudah terpecahkan berkat bantuan dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Selain itu, Telkom juga kerap memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan.
“Bantuan permodalan dari Telkom itu ia manfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi,” jelas Taufik.
Sekarang pesanan berapa pun ia mampu memenuhinya.