PSI Layangkan Kritikan ke Disdukcapil Kota Depok

DEPOK – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Depok kembali melayangkan kritikan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Depok perihal penggunaan platform pendaftaran online (google form).

Menurut Wakil Ketua DPD PSI Kota Depok, Icuk Pramana Putra, sarana layanan online Disdukcapil Kota Depok itu sangat rawan disalahgunakan atau rawan diretas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Terus terang kami sangat meragukan tingkat keamanan dari penggunaan layanan google form (GForm) untuk keperluan pelayanan pencatatan sipil Kota Depok,” ungkap Icuk, Kamis (25/11).

Icuk lebih lanjut menyarankan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam hal ini Disdukcapil agar membuat platform sendiri dalam pelayanan kepada masyarakat, terutama di bagian pencatatan sipil yang datanya sangat sering dicuri dan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

“Seperti kita tahu bersama bahwa kelemahan sistem informasi dan manajemen pendataan dalam format digital (online) memang kerap disalahgunakan. Ini tidak hanya terjadi pada pemerintah daerah, melainkan juga di pusat. Untuk itu, kita harapkan perlu ditingkatkan sistem keamanannya dalam waktu dekat,” bebernya.

Dirinya menambahkan, seharusnya dengan semakin dinamis dan pesatnya perkembangan teknologi digital belakangan ini membuat Pemkot Depok lebih adaptif dalam mendesain keamanan penggunaan platform layanan online yang mulai banyak diadopsi akhir-akhir ini.

“Seiring meningkatnya kemampuan masyarakat menggunakan sistem online harusnya langsung dimanfaatkan oleh pihak Disdukcapil Depok untuk bekerja lebih baik lagi dengan memberikan pelayanan online terbaik tidak menggunakan formulir online dari penyedia jasa layanan umum,” ungkapnya.

Dia mengandaikan cara kerja Disdukcapil yang kurang hati-hati ini ibarat kerja kepanitiaan pada lomba di level sekolah. Padahal, menurutnya ini lingkupnya birokrasi pemerintahan.

“Melihat begini Disdukcapil cara kerjanya hanya seperti panitia perlombaan tingkat sekolah, jauh dari kata profesional,” pungkasnya. (mg2)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan