BEKASI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyiagakan relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran guna mengantisipasi musibah banjir akibat luapan Sungai Citarum.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln mengatakan Desa Sumbersari menjadi salah satu perhatian utama pemerintah daerah untuk meminimalkan dampak bencana banjir mengingat wilayah itu menjadi daerah terparah saat tanggul penahan Sungai Citarum jebol beberapa waktu lalu.
“Jadi selain persiapan logistik seperti perahu karet, tenda darurat pengungsi dan dapur umum serta logistik lainnya termasuk personel BPBD, kami juga menyiagakan relawan Destana di desa itu,” katanya di Cikarang, Rabu.
Dia mengatakan personel Destana disiagakan dalam menghadapi bencana termasuk kegiatan evakuasi jika terjadi banjir akibat luapan Sungai Citarum.
“Memasuki musim penghujan, kita sudah melakukan antisipasi potensi bencana dengan melibatkan Destana yang sudah kami bentuk,” ucapnya.
Menurutnya kesiapsiagaan terhadap bencana perlu dilakukan mengingat Desa Sumbersari berada di wilayah yang dekat dengan aliran Sungai Citarum.
Destana Desa Sumbersari, kata dia, sudah diberi pelatihan dalam menghadapi bencana. Mereka juga diharapkan mampu mengorganisir serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
“Kita sudah memberikan pembekalan kepada anggota Destana, kami juga selalu mengadakan apel siaga bencana secara berkala,” katanya.
Sekretaris Desa Sumbersari Namin mengatakan, kehadiran relawan Destana diharapkan mampu membantu masyarakat untuk lebih memahamu peta bencana khususnya di Desa Sumbersari sehingga mereka memiliki kemandirian dalam menghadapi bencana banjir.
“Meskipun sudah ada tim Destana tapi kita tetap berharap kepada warga Desa Sumbersari untuk bisa lebih memahami peta bencana, khususnya warga yang rumahnya berdekatan dengan Sungai Citarum agar lebih waspada saat sungai meluap,” ucapnya.
Namin menyebut salah satu titik banjir di desanya berada di Kampung Bojong Poncol yang dihuni sebanyak 129 kepala keluarga. Di kampung tersebut menjadi wilayah yang paling kerap terdampak banjir luapan Sungai Citarum. (antara-red)