Bangun Ekonomi Mandiri, F-Sebumi Bentuk UMKM

BANDUNG – Hilang pekerjaan bukan berarti harus hilang penghasilan, tetapi harus ada cara untuk mendapatkan pengganti. Itu lah yang menjadi pemikiran dari para pekerja wanita yang sebelumnya mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena perusahaan tempat mereka bekerja rata-rata terdampak pandemi Covid-19.

Untuk mendapatkan penghasilan pengganti tersebut, para wanita yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Militan (F-Sebumi) Jawa Barat itu, merintis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berupa makanan ringan atau cemilan.

Ketua F-Sebumi, Aminah mengungkapkan, saat ini UMKM yang dirintis membuat produk makanan yang diberinama “Sumpia”.

”Walau pun sekarang belum bisa menutupi semua kebutuhan, tetapi minimal bisa menutupi kebutuhan ekonomi kami,” ungkapnya, di Seketariat F-Sebumi, Jalan Cijambe dalam No. 15 Rt. 07 Rw. 06 Pasur Endah, Ujung Berung Kota Bandung, Minggu (21/11).

Ide pembuatan sumpia sendiri keluar saat rapat pengurus UMKM. Dengan modal awal Rp 150 ribu akhirnya, mereka mencoba membuat produk yang sudah disepakati dari hasil rapat.

”Dari hasil rapat pengurus, kami berusaha mencoba membuat makanan kecil-kecilan berupa sumpia rebon ebi. Dari hasil proses pembuatannya terasa cocok untuk dipasarkan. Maka kami pun mulai memasarkannya,” ujar Aminah.

Saat ini UMKM tersebut baru beranggotakan sebanyak 10 orang. Aminah pun berharap kedepan barang yang diproduksinya bisa terus berkembang dan bisa membuka lapangan pekerjaan.

”Kami ingin kawan-kawan untuk tidak selalu berfikiran kerja di pabik saja dan saya selalu memberikan pemahaman kepada anggota bahwa jangan melihat perusahaan sekarang masih kecil karena perusahan yang besar juga melalui proses dan berawal dari kecil,” terangnya.

Dia mengatakan, Selain sebagai implementasi dari kemandirian ekonomi, pembentukan UMKM sendiri sebagai bentuk ikut membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran.

”Kita harus bisa berdiri sendiri tanpa kita harus selalu mengandalkan bekerja di pabrik. Saya berharap produsksi sumpia ini bisa bekembang pesat sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Sri salah seorang anggota UMKM mengaku, saat ini pembuatan sumpia baru empat hingga delapan kilogram dalam sehari.

Menurutnya, jumlah tersebut, bisa dibilang menurun dari biasa yang dibuat di bulan-bulan sebelumnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan