TASIKMALAYA – Siswa SMA Al Muttaqin Tasikmalaya berhasil menciptakan power bank menggunakan tenaga surya. Siswa kreatif tersebut yakni Kafi Rijal Muhammad Permana, Naufal Hidayat dan Muhammad Hafiz Ramadhan. Mereka siswa kelas X IPA 5.
Naufal Hidayat menceritakan alasannya membuat power bank dari tenaga Surya bernama Polar Cell, karena terdorong pada pengalamannya saat mengikuti perkemahan Pramuka. Saat baterai ponselnya lemah, butuh listrik untuk mengisi daya, tapi power bank habis dan ia jauh dari sumber listrik.
“Jadi saya kepikiran, membuat karya power bank tenaga surya. Jadi, ketika kegiatan berkemah tidak susah untuk mengisi daya HP,” katanya.
Ia pun mencari referensi cara membuat power bank tenaga surya di koran dan media sosial. Dan mulai membuatnya dengan konsep yang mirip tetapi bentuknya berbeda.
“Bahannya lebih sederhana dan mudah dicari, yakni panel surya, baterai, modul power bank. Waktu pengerjaannya 2 mingguan,” tambahnya.
Polar Cell ini pun cukup bisa diandalkan ketika HP kehabisan baterai, sebab dari 0-100 persen dibutuhkan 1 jam untuk pengecasan.
“Saya pernah coba mengisi daya HP dengan kapasitas baterai 5.000 MAh, bisa terisi full hingga 1 jam, dengan teknologi terbarukan ini, power bank tidak perlu di-charge ke listrik,” katanya.
Kepala SMA Al Muttaqin Tasikmalaya Drs Jenal Al Purkon MPd mengatakan agar siswa mampu membuat karya teknologi terbaru di era globalisasi, maka SMA Al Muttaqin Tasikmalaya membuat mata pelajaran Karya Keilmuan dan kelompok Karya Ilmiah Remaja.
Ia yakin, pelajaran tersebut dapat meningkatkan kreativitas siswa. Siswa pun punya cara berpikir kritis dan inovatif dalam memecahkan masalah.
“Siswa kita sejak kelas X dilatih kompetensi dalam membuat karya keilmuan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” paparnya.
Program tersebut juga sebagai wujud pemanasan SMA Al Muttaqin Tasikmalaya dalam mengikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Guru Fisika SMA Al Muttaqin Tasikmalaya Yanti MSi menjelaskan, pihaknya berusaha mewujudkan konsep yang digagas oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim yakni Merdeka Belajar. Itu diterapkan dalam mata pelajaran Karya Keilmuan.