SOREANG – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandung berhasil mengamankan lima pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan satu korban tewas yang berinisial PS. Kelima pelaku tersebut berinisial U, AY, UI, H, dan AAS, berhasil diamankan di rumah seorang paranormal di wilayah Bogor.
Waka Polresta Bandung, AKBP Dwi Indra Laksmana menjelaskan, faktor pengeroyokan tersebut dipicu karena adanya rasa dendam antara pelaku dan korban. Sehingga kelima pelaku tersebut nekat mengeroyok korban, hingga korban mengalami luka bacok di bagian kepala belakang dan mengalami pendarahan.
“Antara pelaku dan korban itu saling kenal. Mereka ada masalah pribadi, mungkin salah satu diantaranya korban sering mengajak berkelahi atau bahasa umumnya nantangin kelahi, terutama terhadap saudara U,” ungkap Dwi saat memberikan keterangannya, di Mapolresta Bandung, Selasa (16/11).
Dikatakan Dwi, tindak pidana yang mengakibatkan korban meninggal dunia tersebut terjadi di sebuah pangkalan ojek Ciluluk Desa Ciluluk Kecamatan Cikancung, pada Selasa (19/10) lalu sekitar pukul 19.30 WIB.
Dalam kurun waktu tiga minggu, pihak kepolisian berhasil mengamankan para pelaku di wilayah Kabupaten Bogor. Dwi mengungkapkan kebetulan para pelaku berkumpul di satu tempat sehingga bisa diamankan semuanya.
“Selain para pelaku, kita juga mengamankan barang bukti satu bilah senjata tajam jenis golok,” ujarnya.
“Akibat perbuatannya, kelima pelaku tersebut dijerat dengan pasal 170 ayat 3 KUHPidana, sehingga pelaku terancam penjara selama tujuh tahun,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang pelaku mengaku tega mengeroyok korban karena ada masalah pribadi. Kata pelaku, korban kadang menantang berkelahi bahkan korban sering meminta sesuatu atau malak.
“Dia (Korban) sering memalak, dan dia menantang. Mengeroyok tidak direncanakan, karena saat itu kita lagi ngumpul dia nyerang duluan,” katanya.
Saat ditanyakan terkait pelariannya dari kejaran Polisi, pelaku pun mengaku bersembunyi di tempat dukun pengobatan yang ada di daerah Bogor. Hal tersebut dilakukan, karena pelaku mengaku takut tertangkap petugas kepolisian.
“Iya biar aman dari kejaran polisi. Tidak ada tempat lain yang jauh yang kami kenal, jadi kami sembunyi di tempat dukun,” pungkasnya. (yul)